Biji jagung menjadi salah satu bahan pangan yang ada di dunia. Biji yang terdapat pada buah ini menjadi bahan pangan yang biasa dikonsumsi oleh manusia. Terdapat begitu banyak makanan yang dibuat dari olahan biji jagung. Mengkonsumsi biji jagung juga tidak selamanya dalam bentuk makanan olahan. Biji jagung juga dapat olah dengan mudah melalui cara direbus atau dibakar bersama dengan tongkolnya. Jagung menjadi salah satu komoditas pertanian yang cukup banyak dibudidayakan di Indonesia setelah padi. Apalagi saat musim kemarau, petani lahan tadah hujan biasa menjadikannya tanaman pertanian utama. Di Indonesia, jagung tidak hanya dipanen ketika saat kering saja. Ada empat masa panen jagung yang dilakukan oleh petani di Indonesia, yaitu saat masih bayi dan belum berbiji, masa muda jagung, setengah tua hingga tua namun masih basah, hingga yang terakhir ketika tua dan kering. Untuk lebih jelasnya silahkan baca tulisan dibawah ini:
Empat Masa Panen Yang Berbeda Pada Buah Jagung Di Indonesia
1.) Masa atau waktu panen jagung yang pertama terjadi saat ia masih bayi atau awal buah muncul. Kira-kira usia buah satu minggu, dimana tongkol dan selongsongnya masih lunak dan tidak terdapat biji pada tongkolnya. Dalam Bahasa Jawa, buah jagung ini biasa disebut dengan putren. Pemanenan buah jagung yang masih bayi ini bertujuan untuk menjadikannya sayur. Selongsong bagian dalam dan tongkolnya akan diolah menjadi sayur. Tumis, sayur kunci, sayur asem, menjadi beberapa contoh masakan dari bayi jagung.
Jagung yang dipetik dan digunakan untuk sayur ini bukanlah buah utama. Pada tanaman jagung biasa terdapat lebih dari satu buah. Hanya satu atau dua buah yang dibiarkan besar, sedang yang lainnya dipetik dan dijadikan sebagai sayur. Pemetikan buah jagung ini juga bisa mempercepat dan memaksimalkan pertumbuhan buah jagung utama. Sebab nutrisinya hanya berfokus pada buah jagung utama terbagi pada buah lain.
2.) Masa panen jagung yang kedua terjadi pada saat muncul biji awal atau muda. Dimana usia buah sekitar 15 hingga 20 hari. Biji jagung yang masih lunak ini dipetik untuk dijadikan sebagai makanan olahan, salah satunya bakwan jagung. Jagung muda ini sebenarnya juga sudah bisa direbus atau dibakar untuk menjadi konsumsi manusia. Biji jagung yang dipanen pada masa ini memiliki terkstur yang empuk dan kandungan air yang tinggi.
3.) Waktu ketiga dari pemanenan jagung terjadi ketika buah telah dewasa hingga tua dengan rentan usia diatas 21 hari hingga mencapai usia 30 harian. Jagung pada kondisi ini biasa dimanfaatkan bijinya sebagai pangan. Ia bisa direbus, bakar, dicampurkan kedalam makanan seperti kue, minuman, jajan tradisional seperti lepet jagung dan masih banyak lagi yang lainnya.
4.) Masa atau waktu panen buah jagung yang terakhir adalah saat jagung sudah tua dan kering. Dimana rentan usia buah jagung sekitar 40 hari. Untuk mengeringkannya, petani di Indonesia biasanya akan memotong bagian atas tanaman atau pucuknya. Sehingga tanaman akan mati dan jagung akan kering dengan sendirinya diladang. Dan setelah kering, tentu saja jagung akan dipetik untuk dibawa pulang atau dijual. Kemudian akan dipisahkan biji dari tongkolnya. Caranya ada yang dipisahkan dengan jari, bantuan alat hingga mesin. Tentu cara yang paling cepat untuk memisahkan keduanya adalah dengan mesin.
Biji jagung tua yang kering ini memiliki begitu banyak kegunaan. Ia bisa diolah menjadi bahan pangan manusia seperti tepung, bubur, nasi jagung, dan masih banyak lagi yang lainnya. Ia juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Empat Masa Panen Jagung Oleh Petani Di Indonesia”. Tulisan ini merupakan pemikiran penulis berdasarkan pada pengetahuan, pengamatan, dan juga dari referensi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.