Tentang Caping Sebagai Topi Tradisional Yang Unik Dan Masih Bisa Ditemukan Sampai Kini
Warisan dari para leluhur kita begitu melimpah, salah satunya adalah caping. Caping, si topi tradisional ini yang sampai sekarang juga masih digunakan. Harga untuk satu buah topi tradisional ini juga cukup terjangkau. Benda yang satu ini dibuat oleh tangan manusia yang sering disebut juga dengan kerajinan tangan atau handmade. Terdapat dua jenis bahan baku yang digunakan untuk membuatnya yaitu dari daun lontar yang juga disebut daun siwalan, dan juga dari lembaran kecil bambu yang nantinya dianyam.
Untuk yang terbuat dari anyaman bambu, harganya lebih mahal. Ini karena tahapan pembuatannya lebih banyak dan lama serta juga sulit, jika dibandingkan dengan caping yang dari daun lontar. Terdapat pula bahan pendukung lainnya untuk membuat topi tradisional ini, seperti tali, pada untuk mengunci anyaman-anyaman caping, dan tali untuk menjadi penahan caping agar tidak terbang atau jatuh ketika dipakai. Ada juga lapisan kain kulit sintetis untuk pinggiran dan pucuk caping anyaman bambu agar air tidak masuk dari atas dan yang bangian bawah juga berguna untuk mengalirkan air.
Caping yang biasa ditemui adalah berbentuk kerucut dengan bagian bawah yang terbuka. Akan tetapi ada juga yang berbentuk lingkaran dengan bagian menonjol setengah bulat pada bagian atas. Petani dan pencari ikan atau nelayan menjadi dua profesi yang orang-orangnya masih sering terlihat memakainya. Caping tidak hanya melindungi kepala dari sengatan terik sinar matahari. Saat hujan turun, caping juga bisa melindungi kepala dari air khususnya untuk caping daun siwalan. Caping yang dari anyaman bambu juga bisa menghindarkan kepala dari air hujan, akan tetapi lama-kelamaan bisa merembes dan membuat rambut serta bagian kepala yang lain bisa basah. Untuk menyiasati hal ini, bisa diberi plastik diatasnya.
Demikian penjelasan singkat tentang “Caping, Si Topi Tradisional Yang Unik”. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih!
