Burung hantu merupakan salah satu jenis burung karnivora yang berburu mangsa saat malam hari. Burung ini memiliki fisik yang unik, leher yang dapat menoleh hingga 180° kebelakang, dua mata yang sejajar pada wajah. Untuk berburu saat malam hari ia didukung oleh penglihatan yang tajam, dapat menyergap mangsa secara cepat dan senyap, cakar serta paruh yang besar dan tajam, serta fisik yang besar dan kuat untuk mendapatkan makanannya. Hewan-hewan kecil seperti tikus, ular, ikan, cicak, katak, belalang, dan burung-burung kecil diurnal menjadi beberapa contoh mangsanya. Burung hantu sesungguhnya secara tidak langsung juga merupakan hewan yang membantu petani dalam mengurangi populasi tikus di area pertanian. Dan ketika siang, ia seperti halnya hewan nocturnal lain yang tidak aktif mencari mangsa dan hanya tidur. Ia sering tidur dipohon-pohon besar dan rindang, kalau diwilayah padat penduduk, biasanya tidur dilangit-langit atau plafon atap-atap gedung yang tinggi. Ia juga sangat pandai dalam berkamuflase diwaktu tidur. Burung ini juga tidak dapat melihat dengan jelas atau rabun saat siang hari.
Pemberdayaan Burung Hantu Untuk Membantu Petani Mengurangi Jumlah Tikus Di Area Pertanian
Melihat perannya sebagai hewan predator yang berburu mangsa saat malam. Adanya burung hantu di area sekitar area pertanian juga akan mengurangi jumlah tikus. Tikus yang merupakan hewan omnivora atau pemakan segala yang rakus dianggap sebagai hama bagi petani. Mereka biasa merusak tanaman pertanian hingga memangsa hasil tanaman pertanian seperti padi, ketela, jagung, dan lain sebagainya. Kegiatan makan dari hewan terbang ini pun dimanfaatkan oleh petani di Desa Tlogoweru, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak. Mereka secara tidak langsung memberdayakan burung hantu jenis serak jawa (Tyto alba) untuk keperluan perburuan tikus. Hewan yang kedua matanya berada pada wajah ini merupakan pemburu tikus yang ulung ketika malam. Saat ini pemberdayaan burung hantu untuk keperluan ini juga telah dilakukan dibebepara wilayah di Demak hingga kabupaten di Sekitarnya.
Supaya dapat tinggal pada area pertanian, burung-burung hantu serak jawa ini dibuatkan rumah-rumahan kecil yang ditopang dengan tiang tinggi sekitar 3 meter diatas tanah di tengah area pertanian. Rumah buatan untuk burung hantu ini juga berguna sebagai tempat bersarangnya. Berkembang-biaknya burung hantu pada sarang-sarang buatan ini juga akan menambah jumlah predator tikus. Bahkan anak-anak mereka juga bisa dijual dan dikirim keluar atau di induksi keluar wilayah untuk menjadi pemburu tikus ditempat yang baru. Jadi pembuatan sarang oleh petani secara tidak langsung juga merupakan tempat pembudidayaan alami bagi burung hantu.
Perburuan tikus oleh burung hantu ini terbilang murah, sebab hanya perlu membeli burung hantu muda dan pembuatan sarangnya saja. Setelah itu mereka akan tinggal dan mencari mangsa sendiri di area pertanian petani. Apabila hidup dengan baik serta berkembang-biak, maka juga akan menambah jumlahnya dan membuat pengeluaran lain untuk pembasmian tikus juga semakin berkurang. Pemberdayan burung hantu untuk perburuan tikus juga tidak memberikan dampak negatif bagi lingkungan seperti halnya pembasmian tikus dengan racun. Racun tikus yang biasa digunakan dengan cara mencampurkannya pada beras, singkong, ketela atau bahan pangan lain yang biasa dimakan oleh tikus juga dapat dimakan oleh hewan lain seperti ayam dan bebek peliharaan apabila keberadaan jebakan racun berada dekat dengan pemukiman, burung puyuh liar, hingga burung lain yang bermanfaat bagi petani. Dan ketika bangkai dimakan oleh hewan peliharaan seperti ayam dan bebek, ia juga kembali dapat menyebabkan keracunan. Bangkai tikus juga dapat menyebabkan penceraman bau, sebab ia akan menimbulkan bau yang tidak sedap dalam proses penguraiannyanya oleh bakteri.
Melihat akan manfaat dari burung hantu bagi dunia pertanian, maka menjaga kelestarian dari hewan yang satu ini cukuplah penting. Janganlah menangkap atau memburunya untuk keperluan pribadi seperti dipelihara dalam kandang atau diperjualbelikan.
Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Burung Hantu Membantu Petani Mengurangi Jumlah Tikus Di Area Pertanian”. Tulisan ini merupakan pemikiran penulis berdasarkan pada pengetahuan, pengamatan, dan juga dari referensi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.
Referensi :
Wikipedia. “Burung Hantu”. https://id.wikipedia.org/wiki/Burung_hantu (diakses 28 September 2021).
“Serak Jawa”. https://id.wikipedia.org/wiki/Serak_jawa
Detik News.”Unik! Petani Demak Basmi Tikus Andalkan Burung Hantu”. https://news.detik.com/berita/d-5496621/unik-petani-demak-basmi-tikus-andalkan-burung-hantu
“Desa Burung Hantu Di Demak Yang Menarik Perhatian”. https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-3689169/desa-burung-hantu-di-demak-yang-menarik-perhatian