TANAMAN TEMU HITAM, SALAH SATU ANGGOTA FAMILI TEMU-TEMUAN YANG MEMILIKI RIMPANG BERMANFAAT SEBAGAI OBAT

Temu hitam atau yang disebut sebagai temu ireng oleh orang Jawa ini menjadi spesies tanaman dari famili atau suku Zingiberaceae. Tanaman temu hitam menjadi salah satu jenis tanaman asli Indonesia. Tanaman ini biasa tumbuh secara liar di area hutan, hingga ditanam sebagai tanaman budidaya oleh petani. Alasan dari pembudidayaan tanaman temu hitam adalah untuk diambil rimpangnya. Rimpang dari tanaman temu hitam ini bermanfaat sebagai obat.

Info Terkait Tanaman Temu Hitam

Sumber Gambar : https://sik-kbs.baliprov.go.id/kategoripengobatan/1/pengobatan/27#gambars

Tanaman temu hitam adalah spesies terna anggota dari suku temu-temuan (Zingiberaceae). Nama ilmiah dari tanaman temu hitam adalah Curcuma aeruginosa. Temu hitam masih berkerabat dekat dengan temu lawak, temu putih, serta kunyit. Sebab mereka masih berada dalam satu genus atau marga dalam taksonomi ilmiahnya, yaitu marga Curcuma. Terdapat beberapa nama lain dari tanaman temu hitam, diantaranya : temu ireng, temu lotong, serta temu erang. Nama temu hitam juga biasa digunakan oleh masyarakat kita untuk menyebut umbi dari terna ini.

Walau jumlahnya pembudidayaannya tidak sebanyak kunyit dan temu lawak, namun temu ireng masih bisa ditemukan dengan mudah di Indonesia. Tanaman temu hitam dapat tumbuh dengan mudah di Indonesia. Ia dapat ditanam pada wilayah dataran rendah hingga dataran tinggi ± 1.500 mdpl. Kriteria lingkungan yang ideal untuk dia tumbuh seperti jenis tanah, suhu udara, curah hujan, serta faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman ini juga sama dengan jenis tanaman suku temu-temuan lainnya.



Morfologi Dari Tanaman Temu Hitam

Temu hitam termasuk dalam jenis tanaman terna (memiliki batang lunak). Dan sebenarnya sebenarnya tampak seperti batang adalah batang semu yang terdiri dari pelepah daun yang tersusun berlapis hingga membentuk seperti batang tanaman yang berdiri tegak. Artinya, ia tidak memiliki batang sejati. Batang tanaman berwarna hijau dengan ditutupi bubuk putih seperti kapur. Saat telah kering, batang semu tanaman berwarna cokelat. Temu hitam dapat tumbuh sampai lebih dari 1 m.

Daun dari temu lawak merupakan daun tunggal berbetuk oval (bulat telur) sampai lonjong dengan ujung meruncing. Daun tanaman ini tergolong dalam daun tunggal, permukaan daun halus saat diraba, alur pertulangan daun adalah menyirip dengan sisi bawah daun yang menonjol tulangnya, dan permukaan daun juga sedikit bergelombang. Warna dominan yang terdapat pada daun adalah hijau. Untuk daun sisi bawah berwarna hijau pucat. Permukaan daun juga tertutupi bubuk putih seperti bedak atau kapur. Dibagian tengah daun, sekitar pertulangan, terdapat sedikit warna merah.

Temu hitam juga mempunyai bunga. Perbungaan tanaman adalah bunga majemuk yang terletak diantara daun pelindung bunga yang kaku membentuk rangkaian seperti sisik berwarna hijau agak transparan, dan daun pelindung bunga dibagian ujung tandan yang berwarna putih dengan ujung berwarna merah muda dan juga sedikit transparan. Bunga mahkota berwarna kuning dengan kelopak berwarna hijau. Tandan bunga muncul langsung dari rimpang tanaman. Tangkai semu bunga tegak panjang seperti tiang.

Umbi rimpang temu hitam membesar dan memanjang serta dapat menumbuhkan tunas tanaman baru. Rimpang adalah bagian dari tanaman temu hitam yang biasa dimanfaatkan oleh manusia sebagai obat herbal tradisional. Kulit rimpang berwarna abu-abu hingga kecokelatan dengan bagian dalam rimpang berwarna putih kombinasi biru hingga hitam. Warna biru atau hitam pada bagian inti rimpang ini berupa spot yang tersusun dari titik-titik. Menempel di rimpang terdapat perakaran tunggang berbentuk silindris yang panjang. Perkembang-biakan tanaman ini adalah lewat tunas yang tumbuh dari rimpang tanaman. Perbanyakan dilakukan dengan mematahkan rimpang yang memiliki tunas atau mata tunas.

Pemanfaatan Rimpang Tanaman Temu Hitam

Rimpang temu putih biasa dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai obat herbal. Ia bisa digunakan sebagai obat luar, salah satunya sebagai obat kudis. Dan rimpang temu putih juga bisa dipergunakan sebagai obat dalam, diantaranya untuk obat batuk, cacingan, mules, meningkatkan nafsu makan, sakit rahim membesar, jamu saat masa nifas, malaria, asma dan masih banyak lagi yang lainnya.

Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Tanaman Temu Hitam, Salah Satu Anggota Famili Temu-temuan Yang Memiliki Rimpang Bermanfaat Sebagai Obat. Tulisan ini juga berdasarkan pengetahuan, pengamatan, pendapat pribadi penulis dan juga dari referensi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.

Referensi :

Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah (BALITTRO), Kementerian Pertanian Republik Indonesia. “Temu Hitam”. https://balittro.litbang.pertanian.go.id/?page_id=5506 (diakses 16 April 2022).

JP Farm, DKI Jakarta. “Tanaman Temu Hitam”. https://pusat.jakarta.go.id/jpfarm/5

Pusat Penelitian Dan Pengembangan Perkebunan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia. “Manfaat Rimpang Temu Ireng Sebagai Obat Tradisional”. https://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/manfaat-rimpang-temu-ireng-sebagai-obat-tradisional/

Wikipedia. “Temu Hitam”. https://id.wikipedia.org/wiki/Temu_hitam