Orang-orang di Indonesia mungkin sudah tidak asing lagi dengan tanaman bratawali. Bratawali dikenal sebagai tanaman yang memiliki batang dan daun dengan rasa pahit, namun bisa dijadikan obat untuk banyak penyakit. Pemanfaatan tanaman ini sebagai obat herbal tidak hanya di Indonesia saja. Negara-negara di Asia Tenggara dan Selatan juga mengenal tanaman ini sebagai tanaman obat.
Info Tentang Bratawali, Tanaman Yang Batang Dan Daunnya Memiliki Rasa Pahit Namun Dapat Dimanfaatkan Sebagai Obat
Bratawali atau antawali merupakan tanaman merambat dari famili Menispermaceae. Ada banyak nama ilmiah dari tanaman ini, dua diantaranya Tinospora cordifolia dan Tinospora rumphii. Tanaman ini dikenal dengan manfaatnya sebagai obat untuk banyak penyakit. Bagian dari tanaman ini yang umumnya dimanfaatkan sebagai obat adalah batang dan juga daunnya. Kedua bagian tanaman bratawali ini memiliki rasa yang pahit, bahkan mungkin lebih pahit dari buah pare. Namun di Malaysia, selain daun dan batang tanaman, akar juga dijadikan sebagai obat.
Tanaman “bratawali” yang dalam Bahasa Jawa huruf “a”dibaca “o” telah dikenal luas oleh orang Indonesia sebagai obat. Ada banyak nama dari tanaman ini, diantaranya antawali, putrawali, ali-ali, gadel, akar sertin, penawar gantung, dan masih banyak lagi yang lainnya. Pemanfaatan tanaman bratawali sebagai obat tidak hanya di Indonesia saja. Negara-negara di Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Thailand, Filipina, bahkan Tiongkok serta Bangladesh juga mengenal bratawali sebagai tanaman obat.
Tumbuhan merambat ini dapat tumbuh di wilayah beriklim tropis dan juga subtropis. Tidak hanya di Asia, bratawali juga terdapat di Afrika. Bratawali dapat memiliki batang hingga panjangnya lebih dari 2,5 meter. Batang tanaman ini berbentuk bundar dan terdapat benjolan-benjolan kecil pada batangnya. Batang muda berwarna hijau, sedangkan batang tua berwarna cokelat. Tanaman memiliki daun tunggal dengan bentuk hati dan memiliki tangkai panjang. Daun memiliki panjang antara 6-12 cm dan lebar 7-12 cm. Bunga tanaman berjumlah lebih dari satu atau majemuk berwarna kuning-kehijauan. Tanaman bratawali juga memiliki buah berukuran kecil berwarna hijau. Dan dari biji yang terdapat pada buah ini bisa tumbuh tanaman baru (perkembangbiakan secara vegetatif).
Kandungan zat yang terdapat pada batang dan daun bratawali begitu melimpah, beberapa diantaranya adalah flavonoid, alkaloid, steroid, lignan, furanoditerpen, lakton, pikroretin, damar, dll. Daun serta batang bratawali biasa direbus untuk mendapatkan sarinya yang kemudian di minum sebagai obat. Ia dapat dijadikan sebagai obat demam, sakit perut, hipertensi (tekanan darah tinggi), malaria, sakit kuning, rematik, diabetes, dsb. Sedangkan untuk obat luar, biasanya daun dan batang bratawali ditumbuk atau dihaluskan untuk mengobati memar, gatal-gatal, luka ringan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Meminum air rebusan dari batang serta daun bratawali juga mampu memberi manfaat sebagai antioksidan, antimalaria, sitotoksik, menjaga daya tahan tubuh, menjaga kesehatan jantung, hingga sebagai anti-diabetes yang menjaga kadar gula darah,
Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Mengenal Bratawali, Si Tanaman Obat Dengan Batang Dan Daun Yang Memiliki Rasa Pahit“. Tulisan ini merupakan pemikiran penulis berdasarkan pada pengetahuan, pengamatan, dan juga dari referensi yang penulis ketahui. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.
Referensi :
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro). “Brotowali”. https://balittro.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2017/03/11.-Brotowali.pdf (diakses 05 Februari 2022).
Wikipedia. “Bratawali”. https://id.wikipedia.org/wiki/Bratawali