KEONG EMAS MENJADI SALAH SATU HAMA YANG MEREPOTKAN PADA PERTANIAN PADI DI SAWAH

Keong Emas Menjadi Salah Satu Hama Yang Merepotkan

Keong emas menjadi salah satu hama yang merepotkan karena memakan tanaman padi di sawah, khususnya yang masih muda. Sebagai hama, jenis moluska ini cukup merepotkan. Ia mampu berkembang biak dengan cepat dalam jumlah besar serta memiliki daya tahan yang kuat. Kerusakan yang ditimbulkan oleh jenis siput ini begitu nyata dan juga bisa menyebabkan tanaman mati. Hal ini karena ia memakan batang tanaman sampai ke bagian pangkal.

Mengenal Keong Emas, Hama Yang Cukup Merepotkan Pada Pertanian Tanaman Padi Sawah

Keong Emas Menjadi Salah Satu Hama Yang Merepotkan

Keong emas atau siput murbai merupakan jenis moluska (hewan bertubuh lunak) yang tidak bertulang belakang (invertebrata) hidup di kawasan air tawar, dan menyukai lingkungan yang berlumpur. Ia bukanlah spesies hewan asli Indonesia. Keong ini di Induksi dari Argentina. Siput ini memiliki kelamin ganda (hermaprodit). Jadi pada satu waktu ia bisa menjadi jantan, dan di lain waktu bisa menjadi betina. Nama ilmiah dari keong emas adalah Pomacea canaliculata. Hewan ini mampu hidup hingga berusia tiga tahun. Saat musim kemarau dan sawah mengering, ia akan berpuasa dan membenamkan diri dalam tanah hingga musim hujan atau ada air dipermukaan tanah.

Keong emas (Pomacea canaliculata) masih berkerabat dengan keong sawah/gondang (Pila ampullacea). Dari penampilan fisik, ada kemiripan pada cangkangnya. Namun untuk membedakan keong sawah lokal dengan keong emas tidaklah sulit. Dilihat dari warna cangkangnya saja sudah bisa mengetahui perbedaan antara keong emas dengan keong gondang. Keong emas memiliki cangkang kuning saat masih muda, kemudian mejadi kuning yang lebih gelap saat sudah tua, hingga didominasi warna coklat bahkan hitam. Untuk keong gondang atau keong sawah yang merupakan spesies asli Indonesia memiliki cangkang berwarna coklat gelap hingga hitam. Dari mulut, tentakel, pipa pernafasan, hingga tanduk umumnya memiliki warna kuning. Sedangkan untuk keong gondang memiliki tubuh yang coklat dan gelap.

Dilihat dari telurnya, keong emas memiliki telur berwarna merah muda dengan ukuran yang kecil dan berjumlah hingga ratusan butir. Sedangkan untuk keong sawah atau keong gondang memiliki telur berwarna putih, berukuran lebih besar dibandingkan telur keong emas, dan jumlah telur yang lebih sedikit dibandingkan jumlah telur keong emas. Kini jumlah keong gondang semakin jarang. Sebab ia kalah bersaing dengan keong emas. Keong emas bersifat invasif, mampu bertelur dalam jumlah lebih banyak daripada keong sawah, ketahanan tubuh yang kuat serta  nafsu makan yang besar.



Ancaman Serta Dampak Yang Dapat Ditimbulkan Oleh Keong Emas

Jenis siput ini cukup meresahkan serta merepotkan untuk pertanian tanaman padi. Hal ini karena keong emas merupakan pemakan segala/omnivora yang rakus. Keong emas tidak hanya memakan tanaman, ia juga sering memakan hewan lain seperti belalang, ikan-ikan kecil, yuyu, dan hewan kecil lainnya. Namun karena pergerakannya yang lambat, keong emas lebih sering memakan tanaman dibandingkan dengan hewan. Untuk memangsa hewan, ia lebih sering memangsa hewan yang sudah mati atau juga yang hampir mati.

Salah satu tanaman yang diserang atau dimakan oleh keong emas adalah tanaman padi muda. Kira-kira berusia dibawah 1,5 bulan. Karena pada usia ini batang padi masih berukuran kecil dan masih lunak, jadi bisa dimakan dengan mudah oleh keong emas. Untuk mengatasi serangan keong emas, petani biasanya meracuninya dengan pestisida kimia. Namun penggunaan pestisida kimia juga mempunyai dampak buruk bagi lingkungan. Karena dapat membunuh biota selain keong emas. Meski tubuh keong emas yang mati bisa menjadi pupuk untuk tanaman, namun cangkangnya juga bisa menjadi ancaman berbahaya bagi petani. Cangkang keong emas yang tajam dan mudah hancur, apalagi yang sudah berupa cangkang kosong bisa membuat luka gores atau sayatan, hingga menusuk dan masuk ke kulit ketika tidak sengaja di injak atau terkena tangan.

Pembasmian Serta Pemanfaatan Keong Emas

Untuk mengurangi populasi keong emas dan lebih bermanfaat pada manusia serta meminimalkan kerusakan pada lingkungan, sebaiknya keong emas dikurangi atau dibasmi secara alami dengan cara mengambilnya dari lahan pertanian. Anda juga bisa menghancurkan atau menenggelamkan telur-telur siput emas yang biasa menempel pada pematang sawah, daun atau batang tanaman agar tidak menetas.

Jika anda memiliki hewan peliharaan seperti unggas (bebek, ayam, serta angsa) hingga ikan, (lele, ikan mas, nila dll). Tubuh keong emas yang lunak memiliki kandungan protein yang tinggi dan baik ketika dikonsumsi oleh hewan peliharaan baik unggas atau ikan lele. Untuk memanfaatkannya secara sederhana juga mudah. Anda bisa menghancurkan cangkangnya lalu memberikan keong langsung kepada unggas peliharaan anda. Sedangkan jika dimanfaatkan untuk kebutuhan pakan ikan, tentu cangkangnya dibuang agar tidak tenggelam dan menumpuk didasar kolam hingga membahayakan, yaitu melukai kaki. Jika ukuran keongnya masih kecil, kira-kira berdiameter kurang dari 2 cm juga bisa langsung dimakan oleh bebek atau angsa.

Pemanfaatan lain dari keong emas adalah diambil kepala serta dagingnya untuk dijadikan sebagai sumber pangan bagi manusia. Tubuh keong emas mempunyai kandungan protein, lemak, karbohidrat, kalsium, kalium, natrium, riboflavin, niacin, fosfor, Vitamin C, zinc dan masih banyak lagi yang lainnya. Bagi orang Islam, hukum mengkonsumsi hewan ini ada dua pendapat, ada yang menghukuminya halal dan ada juga mengatakan haram. Tentu dengan alasan-alasannya tersendiri.

Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Keong Emas Menjadi Salah Satu Hama Yang Merepotkan Pada Pertanian Padi Di Sawah”. Tulisan ini merupakan pemikiran penulis berdasarkan pada pengetahuan, pengamatan, dan juga dari referensi yang penulis ketahui. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.

Referensi :

Cyber Extension (Cybext) Kementerian Pertanian Indonesia. “Hama Keong Emas Dan Cara Pengendaliannya”. http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/99614/HAMA-KEONG-MAS–DAN-CARA-PENGENDALIANNYA/ (diakses 07 Februari 2022).

Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian (BALITBANG) Republik Indonesia. “Keong Emas, Dari Hewan Peliharaan Menjadi Hama Utama Padi Sawah”. https://www.litbang.pertanian.go.id/special/padi/bbpadi_2009_itp_14.pdf

Kementerian Pertanian Republik Indonesia. “Keong Emas Untuk Pakan Ternak”. https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=3188

Wikipedia. “Keong Gondang”. https://id.wikipedia.org/wiki/Keong_Gondang

  “Siput Murbai”.https://id.wikipedia.org/wiki/Siput_murbai