SAWI PAGODA, JENIS TANAMAN SAWI YANG MEMILIKI PENAMPILAN UNIK

Sawi Pagoda Memiliki Penampilan Unik

Sawi adalah sebutan untuk tanaman-tanaman dari marga atau genus Brassica. Tanaman-tanaman dari genus ini biasa dimanfaatkan sebagai bahan pangan oleh manusia. Sawi Putih, sawi sendok (pakcoy), serta sawi hijau atau caisin menjadi beberapa jenis tanaman sawi yang dikenal dan banyak diolah menjadi sayur. Selain sawi-sawi tersebut, masih banyak jenis sawi yang tidak begitu dikenal oleh masyarakat di Indonesia, salah satunya sawi pagoda atau tatsoi. Dinamakan sebagai sawi pagoda karena ia memiliki penampilan yang unik, yaitu dengan rangkaian daun yang berbentuk melingkar dengan daun yang tampak bertumpuk-tumpuk.

Info Tentang Tanaman Sawi Pagoda Yang Memiliki Penampilan Unik

Sawi Pagoda Memiliki Penampilan Unik
Sumber Gambar : https://id.wikipedia.org/wiki/Sawi_pagoda

Sawi pagoda merupakan spesies tanaman sawi dari genus Brassica dengan familia Brassicaceae. Nama ilmiah dari tanaman sawi pagoda adalah Brassica narinosa. Ta ke chai serta tatsoi adalah sebutan lain dari sawi pagoda. Dinamakan sebagai sawi pagoda karena ia memiliki rangkaian daun yang membentuk lingkaran dan juga daun yang tampak bertumpuk seperti bagunan pagoda. Sama seperti kerabatnya yaitu sawi sendok, sawi hijau, serta sawi putih, sawi pagoda juga biasa dimanfaatkan sebagai sumber pangan manusia.

Untuk mengolah sawi pagoda menjadi sayur, jenis masakannya juga bisa disamakan dengan jenis sawi lainnya. Bagian dari tanaman sawi pagoda yang biasa dimakan adalah daun beserta tangkainya. Kandungan gizi yang terdapat pada sawi pagoda cukup melimpah diantaranya: Vitamin A, E, K, asam folat, asam glukosinolat, dan masih banyak lagi yang lainnya. Rasa dari sawi pagoda sendiri cenderung tawar hingga sedikit pahit. Untuk tangkainya memiliki kandungan air yang tinggi dan agak keras.



Sawi ini dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga tinggi pada kawasan tropis dan subtropis. Wilayah dataran tinggi yang memiliki udara sejuk menjadi juga bisa ditanami sawi jenis ini. Tanaman sawi pagoda diperbanyak melalui biji tanaman. Biji berukuran kecil berbentuk bulat hingga oval, berwarna cokelat saat kering seperti biji jenis sawi lainnya. Untuk jenis perakarannya, tanaman ini memiliki akar tunggang yang berwarna putih sampai kecokelatan. Tempat untuk menanam sawi ini sebaiknya yang memiliki sistem irigasi yang baik. Sebab jika batang terendam air secara langsung dan terus-menerus bisa mengakibatkan batang busuk dan tanaman menjadi mati.

Sawi pagoda tergolong sebagai tanaman berbatang lunak atau terna. Batang tanaman berwarna hijau terang sama seperti warna tangkai daun. untuk tanaman yang masih muda, batangnya pendek dan tidak begitu terlihat dari atas. Daun tanaman merupakan daun tunggal yang memiliki tangkai panjang berwarna hijau terang dengan permukaan yang agak bergelombang dan kasar saat diraba. Untuk warna dari lembaran daunnya sendiri berwarna hijau tua. Lembaran daunnya berbentuk oval hingga bundar, serta memiliki alur pertulangan menyirip. Rangkaian daun membentuk tajuk berupa lingkaran yang lebar dengan diameter hingga 30 cm. Daun yang letaknya berseling ini tampak seperti bertumpuk seperti halnya bangunan pagoda.

Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Paku Sarang Burung Atau Kedaka, Tanaman Epifit Yang Kini Banyak Dijadikan Tanaman Hias”. Tulisan ini juga berdasarkan pengetahuan, pengamatan, pendapat pribadi penulis dan juga dari referensi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.

Referensi :

Wikipedia. “Brasika”. https://id.wikipedia.org/wiki/Brasika (diakses 10 April 2022).

  “Sawi Pagoda”. https://id.wikipedia.org/wiki/Sawi_pagoda 

  “Sawi”. https://id.wikipedia.org/wiki/Sawi