SAPI KATINGAN, RAS SAPI LOKAL INDONESIA DARI KALIMANTAN TENGAH

Mari Mengenal Sapi Katingan Yang Berasal Dari Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah

Sumber Gambar : http://kalteng.litbang.pertanian.go.id

Sapi katingan menjadi salah satu jenis rumpun sapi lokal asli Indonesia yang berasal dari Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Sebutan dari lain dari sapi Katingan adalah sapi ayun itah serta sapi helu. Asal-muasal dari sapi ini tidak diketahui secara jelas. Namun ia telah dipelihara oleh masyarakat Suku Dayak secara turun-temurun yang tinggal di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Katingan, di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.

Sapi ini telah ditetapkan sebagai rumpun sapi lokal asli Indonesia berdasarkan pada keputusan menteri pertanian melalui KEPMENTAN No. 19/2008. Rumpun sapi Katingan dewasa memiliki warna bulu yang bervariasi, mulai dari merah bata, cokelat, cokelat gelap, hingga putih dengan gradasi cokelat di beberapa bagian tubuhnya. Keberagaman dari sapi ini saat dewasa juga terdapat pada warna bulunya, ada sapi Katingan dengan bulu putih, kuning atau pirang, cokelat, bahkan juga hitam. Dari warna kukunya, berwarna hitam atau cokelat.

Sapi Katingan juga memiliki punuk dan juga gelambir. Keunikan dari morfologi fisik sapi ini terdapat pada bagian tanduk. Dimana tanduknya yang umumnya tumbuh mengarah ke depan. Baik jantan dan betina juga memiliki tanduk. Lalu untuk sapi Katingan jantan juga memiliki satu keunikan lagi, yaitu adanya tonjolan yang terletak diantara atau ditengah tanduknya.




Bobot tubuh dari sapi betina dewasa berkisar antara 202-217 kg, dan untuk jantan berkisar antara 230-261 kg. Dengan berat ini dan juga ukuran tubuhnya, sapi Katingan termasuk dalam sapi bertubuh kecil hingga sedang. Untuk ukuran tubuhnya, sapi Katingan lebih besar daripada sapi aceh dan sapi pesisir. Namun jika dibandingkan dengan sapi bali, madura, dan PO, ukuran tubuh dari sapi Katingan lebih kecil.

Perkembang-biakan sapi Katingan tergolong baik. Betina dapat beranak hingga 11-12 kali, bahkan ada yang sampai 14 kali. Umur kawin pertama dari sapi rata-rata berusia 2 tahun. Kemudian beranak pertama saat umur 3-3,5 tahun. Sapi Katingan memiliki tingkat adaptasi yang baik terhadap lingkungan serta pakan dan juga tahan terhadap penyakit. Sapi ini juga dapat diternakkan secara liar (hutan atau padang rumput) atau semi liar (dalam ranch atau padang rumput yang diberi pagar pembatas).

Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Sapi Katingan, Ras Sapi Lokal Indonesia Dari Kalimantan Tengah. Tulisan ini juga berdasarkan pengetahuan, pengamatan, pendapat pribadi penulis dan juga dari referensi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.

Referensi :

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah. “Mengenal Sapi Lokal Kalteng, Sapi Katingan”. http://kalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi-mainmenu-47-47/teknologi/529-mengenal-sapi-lokal-kalteng-sapi-katingan21 (diakses 10 Maret 2022).

Utomo, Bambang Aji. 2015, “Sapi Katingan, Sapi Lokal Kalimantan Tengah Dan Upaya Pelestariannya”. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, Badan LITBANG Kementerian Pertanian Indonesia. http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jppp/article/view/3088/2690