Jalak atau kerak kerbau dikenal sebagai burung yang suka hinggap dipunggung kerbau untuk memakan kutu-kutu yang tersembunyi dibalik bulu kerbau. Namun pemandangan simbiosis mutualisme itu terjadi di masa lampau. Jarangnya kerbau ternakan yang digembali serta burung jalak kerbau yang kini sudah langka menjadi alasannya dari fenomena unik tersebut juga telah sulit dilihat. Jika masih ada, mungkin itu terjadi pada kerbau dan burung jalak kerbau liar di taman nasional atau cagar alam.
Ragam Info Tentang Burung Jalak Kerbau Yang Kini Sudah Langka

Jalak kerbau merupakan spesies burung berukuran sedang yang termasuk dalam marga Acridotheres, dari suku atau familia Sturnidae (jalak). Disebut dengan nama jalak kerbau, karena burung ini suka dan sering hinggap dipunggung kerbau liar atau yang digembala untuk memakan kutu-kutu yang tersembunyi dibalik bulu kerbau. Ada banyak sebutan dari burung yang satu ini, diantaranya: jalak hitam, jalak kaleng, jalak penyu, serta kerak kerbau. Sebaran asli dari burung ini terdapat Asia timur (mulai dari Bangladesh hingga Tiongkok bagian selatan) serta Asia Tenggara (kecuali semenanjung Malaya). Di Indonesia, sebaran asli burung ini terkonsentrasi di pulau-pulau bagian barat dan tengah Indonesia seperti Jawa, Bali, Kalimantan, hingga Sulawesi. Di Sumatera juga terdapat burung ini, namun diperkirakan merupakan burung peliharaan yang lepas atau memang sengaja di introduksi ke sana.
Habitat dari burung jalak kerbau bervariasi, seperti area padang rumput, persawahan, perkebunan, mangrove, pedesaan, hingga ke perkotaan. Burung ini juga ditemukan di wilayah dataran tinggi hingga ketinggian 1.500 mdpl. Di alam liar, ia biasa tinggal di pelepah atau lubang-lubang pohon besar. Makanan dari burung ini cukup beragam, sebab ia termasuk hewan omnivora. Ia memakan buah-buahan, cacing, serangga, larva, ikan, hingga udang.
Burung jalak kerbau termasuk burung yang pintar. Ia dapat mengenali manusia atau tuannya hingga bisa pulang sendiri ke rumah orang yang memeliharanya. Burung jalak ini juga dapat menirukan banyak suara hewan lain, bahkan juga manusia. Karena hal-hal tersebut, burung ini pun sering dijadikan sebagai burung peliharaan oleh manusia. Namun, kegemaran ini juga menjadi salah satu sebab langkanya burung jalak kerbau, karena ia diburu untuk tujuan diperjual-belikan yang nantinya dijadikan sebagai hewan peliharaan.
Karakteristik Fisik Dari Burung Jalak Kerbau
Ukuran tubuh dari burung jalak kerbau tergolong sedang, dengan burung dewasa yang dapat memiliki tubuh hingga panjangnya 25 cm. Dari perkiraan ukurannya ini, burung jalak kebo sama halnya dengan burung jalak bali dan jalak suren dari segi ukuran. Tubuh burung jalak kerbau didominasi dengan bulu warna abu-abu gelap (mendekati hitam, atau ungu kehitaman pada bagian kepala, sayap serta ekor. Warna bulu yang lainnya adalah putih, terdapat pada ujung ekor, tunggir, serta sedikit sayap bagian dalam. Burung ini juga memiliki jambul pendek diatas kepalanya. Untuk warna paruh serta kaki dari jalak kerbau berwarna kuning (ada yang kaki serta paruhnya berwarna putih, namun merupakan varietas yang langka). Burung betina memiliki variasi warna bulu yang sama dengan burung jantan. Burung jalak kerbau betina mampu bertelur hingga 3 butir dengan warna biru pucat. Masa kawin dari burung ini terjadi antara bulan mei hingga november (saat musim kemarau).
Postur tubuh dari jalak kerbau jantan lebih panjang serta besar daripada si betina. Untuk si betina, tubuhnya ramping dan pendek. Si burung jantan juga memiliki tatapan yang tampak tajam. Baik burung jantan maupun betina dari jalak kerbau bisa berkicau. Namun untuk burung jantan lebih keras, bervariasi dan juga lebih rajin. Suara asli dari burung ini berbunyi seperti “criktetowi” dan juga siulan dan nada seperti “criuk, ciruk” yang khas. Burung jalak ini juga dapat menirukan banyak suara hewan lain, bahkan juga manusia ketika dipelihara dan dilatih dengan telaten.
Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Jalak (Kerak) Kerbau, Burung Yang Kini Sudah Langka“. Tulisan ini juga berdasarkan pengetahuan, pengamatan, pendapat pribadi penulis dan juga dari referensi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.
Referensi :
Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan Dan Keindahan Kota Banda Aceh (DLHK3). “Burung Kerak Kerbau”. https://hkbni.bandaacehkota.go.id/flora-dan-fauna/detail/burung/kerak-kerbau (diakses 23 Maret 2022).
Wikipedia. “Jalak Kerbau”. https://id.wikipedia.org/wiki/Kerak_kerbau