Info Tentang Serangga Tonggeret Atau Garengpung
Tonggeret atau garengpung merupakan nama dari sekelompok serangga dari subordo Cicadomorpha, ordo Homoptera yang mempunyai sayap kaku dan bisa menghasilkan suara nyaring dari gesekan kedua lembaran sayapnya. Serangga-serangga ini dikelompokkan dalam dua familia, yaitu Tettigarctidae dan Cicadidae. Tonggeret anggota familia Cicadidae tersebar di berbagai benua kecuali Antartika, dan dibagi lagi menjadi tiga subfamilia Tettigadinae, Cicadinae, dan Cicadettinae. Di Indonesia, terdapat banyak sebutan laindari serangga tonggeret, diantaranya: cengreret atau turaes (Sunda), rie-rie (Manado), nyenyeng (Makassar), cenggeret atau kinjeng tangis (Jawa), kriang (Kalimantan), sawen ai atau sinayu (Bali), dan masih banyak lagi yang lainnya.
Metamorfosis dari tonggeret dimulai dari larva (telur), nimfa, tonggeret muda, dan tonggeret dewasa. Serangga ini biasa hidup di pepohonan, menempel atau bersembunyi di lubang-lubang pohon serta batang tanaman semak. Ketika bertelur, ia juga meletakkan telurnya di celah atau lubang pohon. Larva yang telah menetas kemudian menjadi nimfa. Nimfa akan memakan cairan atau nutrisi dari pohon. Setalah itu, nimfa akan ke tanah serta membuat lubang-lubang kecil untuk mengubur dirinya hingga nanti keluar menjadi tonggeret muda yang ukuran sayapnya masih kecil, sehingga tidak dapat terbang.
Terdapat tiga jenis tonggeret berdasarkan usia siklus hidupnya, yaitu tonggeret tahunan, periodik atau berkala, dan proto periodik. Tonggeret tahunan usianya sekitar satu tahun, mulai dari awal larva hingga dewasa dan mati. Untuk tonggeret periodik atau berkala dalam fase larva bisa berlangsung antara 8-17 tahun dan dalam 3-7 hari menjadi dewasa serta bereproduksi. Serangga tonggeret jenis ketiga adalah proto-periodik, bisa muncul tiap tahun dan beberapa tahun kemudian juga muncul, dan dalam jumlah besar. Kemunculan tonggeret dewasa juga dipengaruhi oleh musim, misalnya tonggeret garenpung yang muncul di akhir musim hujan. Setelah perkawinan atau reproduksi, serangga ini biasanya mati. Dan untuk serangga jantan, biasanya mati lebih cepat dari si betinanya.
Morfologi fisik dari serangga tonggeret mirip dengan wereng serta kutu loncat. Namun ukuran tonggeret lebih besar. Kepala dari hewan ini terpisah dengan bagian badannya. Serangga ini mempunyai mata faset seperti lalat. Sayapnya tembus seringkali tembus pandang dengan warna hijau, hitam, atau putih (tergantung spesiesnya). Tonggeret jantan bisa menghasilkan suara nyaring yang bisa terdengar hingga jarak ratusan meter karena gesekan dua lembar sayapnya yang kaku. Beberapa jenis tonggeret betina juga ada yang dapat menghasilkan suara nyaring seperti si jantan. Tapi, ada juga spesies yang tidak bisa menghasilkan suara nyaring dari gesekan kedua sayapnya. Dada dan perut serangga ini menyatu dan dibagian perutnya terdiri dari ruas-ruas. Kakinya berjumlah 6 (3 pasang), dengan kaki depan yang mempunyai capit. Ia mempunyai mulut seperti jarum dan untuk makan, ia menghisap sari makanannya dari batang pohon atau tanaman.
Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Tumbuhan Pakis Atau Paku Sayur Yang Dapat Dijadikan Sumber Pangan Manusia“. Tulisan ini merupakan pemikiran penulis berdasarkan pada pengetahuan, pengamatan, dan juga dari referensi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.
Referensi :
Departemen Hama Dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.”Sejauh Apa Kita Mengenal Cicada (Tonggeret) Di Indonesia”. https://hpt.faperta.ugm.ac.id/sejauh-apa-kita-mengenal-cicada-tonggeret-di-indonesia/ (diakses 09 September 2022).
Kampus ITB Jatinangor. “Tonggeret ‘Vampir’ Serangga Bernyanyi Setelah Belasan Tahun Tertidur”. https://jatinangor.itb.ac.id/2015/05/27/tonggeret/
Wikipedia. “Tonggeret”. https://id.wikipedia.org/wiki/Tonggeret