Mengenai Tanaman Palawija Dapat Dijadikan Pilihan Petani Lahan Tadah Hujan Agar Bisa Bertani Saat Kemarau
Secara bahasa, palawija berasal dari kata phaladwija yang mana merupakan bahasa sanskerta dengan arti tanaman kedua. Maksud dari palawija sebagai tanaman kedua mengacu pada tanaman selain tanaman utama masyarakat Indonesia yaitu padi. Bertani palawija ini biasa dilakukan pada area dengan kandungan air yang relatif sedang sampai rendah seperti pada dataran tinggi. Pada kawasan dataran tinggi yang memiliki suhu dingin juga lebih baik ketika ditanami berbagai vegetasi yang termasuk dalam kategori palawija. Tanaman palawija juga dapat dipilih petani lahan tadah hujan agar tetap bisa bertani dan produktif saat musim kemarau. Contoh dari tanaman palawija adalah jagung, sayur-mayur, kedelai, kacang-kacangan, umbi-umbian, keluarga buah dengan batang merambat (timun, semangka, melon, dll) dan masih banyak lagi yang lainnya.
Lahan tadah hujan saat kemarau jarang ditanami. Seperti didaerah saya, ketika musim kemarau maka persawahan yang biasanya tampak hijau dengan hamparan padi dimusim hujan akan berubah menjadi lapangan yang luas tanpa tanaman pangan. Dan hanya beberapa saja yang ditanami palawija. Yang kadang menjadikan petani malas untuk menanam palawija karena golongan tanaman ini membutuhkan perawatan yang lebih banyak dan intens dibandingkan dengan padi. Akan tetapi jika daripada tidak membawa hasil dan tidak berpenghasilan, tidak ada salahnya jika bertani palawija. Apalagi saat ini teknologi dan ilmu pengetahua juga sudah maju. Dikawasan sawah tadah hujan di dataran rendah contohnya. Untuk mendapatkan air juga bisa dilakukan dengan membuat sumur bor dan disedot dengan mesin untuk menjadi sumber pengairan atau irigasinya.
Demikian informasi singkat penulis tentang “Tanaman Palawija Dapat Dipilih Petani Lahan Tadah Hujan Agar Bisa Bertani Saat Kemarau”. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih!
Referensi :
Wikipedia. “Palawija”. https://id.wikipedia.org/wiki/Palawija (diakses 3 September 2020).