SEMUT SEMAI ATAU TOMCAT, SERANGGA SAHABAT PETANI YANG MEMILIKI CAIRAN BERBAHAYA SEBAGAI SENJATANYA

Semut Semai Atau Tomcat

Ada begitu banyak serangga di area pertanian seperti sawah, atau kebun. Salah satu serangga yang ditemukan di area pertanian adalah semut semai atau biasa disebut tomcat. Tomcat adalah salah satu serangga sahabat petani, hal ini karena ia termasuk serangga predator. Ia memakan berbagai jenis wereng, hama ulat Helicoverpa armigera dan serangga lain yang biasa menjadi hama perusak tanaman. Namun dibalik manfaatnya bagi petani, serangga ini juga bisa memberi kerusakan pada tubuh petani atau manusia pada umumnya. Sebab ia mempunyai cairan toksin yang biasa disebut aederin. Cairan ini dapat menyebabkan sensasi gatal dan seperti terbakar ketika terkena kulit, dan hasilnya akan membuat kulit melepuh dengan bintil-bintil kecil berisi cairan layaknya kulit yang terbakar.

Mengenal Serangga Semut Semai Atau Tomcat

Semut Semai Atau Tomcat
Sumber Gambar : https://id.wikipedia.org/wiki/Semut_semai

Semut semai atau biasa disebut tomcat adalah kelompok serangga kumbang bertubuh kecil bermarga Paederus dari subfamili Paederinae, famili Staphylinidae. Serangga-serangga ini juga biasa disebut dengan kumbang rove, semut kayap, serta charlie. Terdapat sekitar 600 spesies serangga tomcat di Dunia. Tiap spesies memiliki fisik dan tampilan yang mirip, salah satu karakteristik fisik yang dapat digunakan untuk membedakan mereka adalah ukuran panjang atau pendeknya pelindung sayap (sayap berlapis). Semut semai dapat dikatakan sebagai serangga purba, sebab ia telah ada sejak sekitar 200 juta tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan penemuan fosil dari hewan ini.

Serangga tomcat termasuk serangga yang memberikan manfaat bagi petani. Sebab ia termasuk sebagai serangga predator. Ia biasa memakan berbagai jenis wereng, hama ulat Helicoverpa armigera dan serangga lain yang biasa menjadi hama perusak tanaman. Tapi dibalik manfaatnya dalam dunia pertanian tersebut, serangga ini juga berbahaya untuk manusia. Sebab ia mempunyai cairan toksin beracun yang biasa disebut aederin. Cairan beracun ini biasa dikeluarkan si hewan saat ia hinggap di kulit manusia, pakaian, atau bahkan juga handuk. Dampak yang ditimbulkan dari cairan yang dikeluarkan serangga tomcat adalah sensasi gatal dan seperti terbakar ketika terkena kulit, dan hasilnya akan membuat kulit melepuh dengan bintil-bintil kecil berisi cairan layaknya kulit yang terbakar seperti halnya sakit herpes. Istilah untuk penyakit yang diakibatkan oleh cairan ini biasa disebut Paederus dermatitis.

Morfologi Serangga Tomcat Atau Semut Semai

Serangga tomcat mempunyai tubuh memanjang. Panjang tubuhnya antara 1 – 35 mm, namun umumnya adalah 2 – 8 mm. Untuk lebar tubuhnya antara 0,5 – 1 mm. Beberapa spesies serangga ini mempunyai bentuk tubuh oval atau bulat telur. Warna tubuhnya kombinasi antara kuning atau jingga dengan hitam. Tomcat juga mempunyai sayap yang tidak menutupi seluruh abdomen. Sayapnya serangga ini terdiri dari dua lapisan. Lapisan sayap luar yang keras disebut elitera dan sayap membranus yang bening digunakan untuk terbang.

Kepala berwarna hitam, toraks atau dada kuning atau jingga, abdomen perut depan hitam, beberapa ruas ditengah berwarna jingga dan paling belakang berwarna hitam. Dibagian pantatnya juga terdapat seperti sengat yang berjumlah dua atau sepasang di sisi kanan dan kiri dubur. Namun benda lurus seperti sengat tersebut tidaklah digunakan untuk menyengat, melainkan hanya untuk menakuti lawannya dengan diarahkan melengkung ke atas seperti sengat kalajengking. Sebab senjatanya dari hewan ini memang bukan sengat, melainkan cairan beracunnya.




Untuk bagian antena dari si semut semai ini panjang dan memiliki ujung berwarna hitam, sedang pangkalnya berwarna kuning atau juga bisa jingga. Lalu pada juga mempunyai kombinasi warna jingga dan hitam. Warna jingga berada pada dekat lutut dan ujung kaki, dan jingga berada ditengah kaki. Hewan ini mempunyai 6 kaki (3 pasang) yang tidak berkuku. Kaki dari serangga ini panjang, khas serangga pejalan cepat.

Tomcat menyukai tempat yang lembab sebagai habitatnya. Semut semai betina dapat menghasilkan lebih dari 100 butir telur dalam satu kali masa reproduksi. Masa inkubasi dari telur berlangsung dalam 4 hari. Mereka bertelur saat akhir musim hujan (sekitar bulan Maret dan April). Populasi berkurang drastis saat musim kemarau atau musim kering. Dari telur hingga menjadi imago berlangsung sekitar 18 hari (telur 4 hari, larva 9,2 hari, prepupa 1 hari dan pupa 3,8 hari). Usia serangga betina dapat mencapai 113,8 hari dan jantan 109,2 hari.

Pencegahan Serangan Tomcat

Serangga tomcat tertarik dengan sinar lampu pada malam hari, sehingga ia biasa datang ke rumah-rumah penduduk yang dekat dengan area pertanian. Karenanya, untuk mencegah datangnya serangga ini beberapa langkah pencegahannya adalah:

  • Mematikan lampu yang tidak diperlukan di rumah
  • Menutup lubang ventilasi dengan jaring nyamuk atau seranggga
  • Mengatur tanaman disekitar pekarangan agar tidak ditinggali serangga ini
  • Menyemprotkan insektisida pada taman, atau tanaman yang terdapat si serangga tomcat. Lebih baik lagi jika insektisidanya alami.
  • Apabila sudah masuk rumah, atau menempel di tubuh atau pakaian jangan dibunuh dengan cara dipencet, atau agar tidak terkena cairan beracun si tomcat.
  • Memakai pakaian yang tertutup atau menghindari hinggapnya semut semai ini pada kulit secara langsung.

Dan Mengobati Kulit Yang Terkena Cairan Beracun Si Serangga

  1. Jika cairan terkena kulit, segera cuci dengan sabun
  2. Obati dengan cairan anti iritasi dermatitis, seperti krim kortikosteroid.
  3. Apabila melepuh atau timbul lesi seperti luka bakar, kompres dengan cairan antiseptik dingin.
  4. Jangan menggaruk luka atau lesi
  5. Apabila lesi pecah, maka beri krim antibiotik dan kombinasi steroid ringan. Jangan beri balsem, beda, minyak kayu putih atau pasta gigi, karena akan memperparah luka.
  6. Beri antihistamin dan analgesik oral untuk simptomatis.

Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Semut Semai Atau Tomcat, Serangga Sahabat Petani Yang Memiliki Cairan Berbahaya Sebagai Senjatanya”. Tulisan ini juga berdasarkan pengetahuan, pengamatan, pendapat pribadi penulis dan juga dari referensi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.

Referensi :

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia. “Mengenal Kumbang Sahabat Petani Paederus Fuscipes Dan Dampaknya Terhadap Manusia”. https://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita-terbaru/70-mengenal-kumbang-sahabat-petani-paederus-fuscipes-coleoptera-staphylinidae-dan-dampaknya-terhadap-manusia.html (diakses 21 April 2022).

Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. “Tomcat”. https://dkk.sukoharjokab.go.id/read/tomcat

Wikipedia. “Paederus”. https://en.wikipedia.org/wiki/Paederus

  “Semut Semai”. https://id.wikipedia.org/wiki/Semut_semai