Semut rangrang atau biasa disebut sebagai semut merah menjadi salah satu spesies semut dari kelas serangga yang cukup dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia. Dimasa kini, semut rangrang tidak hanya dianggap sebagai serangga pengganggu dalam dunia pertanian. Mereka malah kini dibudidayakan oleh manusia untuk tujuan komersil. Semut rangrang adalah penghasil larva yang biasa kita sebut sebagai kroto. Kroto dari serangga ini pun mempunyai nilai jual yang tinggi. Telur dari serangga ini dimanfaatkan sebagai sumber makanan dari burung kicau, reptil predator (seperti cicak, gecko, iguana, katak, dll), sugar glider, ikan karnivora, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Mengenal Lebih Jauh Tentang Semut Rangrang
Semut rangrang / kerengga merupakan nama yang biasa kita gunakan untuk menyebut spesies semut dari genus Oechopylla, bangsa Oechophyllini, subfamili Formicinae, famili Formicidae. Semut-semut yang biasa disebut sebagai semut merah ini juga masuk dalam kelas serangga (Insecta). Dalam Bahasa Inggris, semut rangrang disebut sebagai weaver ant atau semut penganyam. Hal ini karena koloni semut rangrang akan menganyam sarang yang terdiri dari daun serta ranting kecil tanaman hingga menjadi sarang yang besar dan mampu bertahan dari terpaan angin, sinar matahari, serta hujan.
Ada banyak spesies dari semut rangrang, namun kebanyakan dari mereka telah punah dan hanya tersisa fosilnya saja. Dua spesies semut rangrang yang ada saat ini dan dikenal secara luas adalah semut rangrang Asia (Oecophylla longinoda) dan semut rangrang Afrika. Semut rangrang Asia (Oecophylla longinoda) yang tersebar di wilayah anak Benua India, Asia Tenggara, beberapa Negara Kepulauan Pasifik, serta Australia bagian Utara. Sedangkan semut rangrang Afrika tersebar di wilayah Afrika tengah.
Seperti kebanyakan jenis semut, si semut rangrang juga termasuk sebagai spesies semut teritorial. Ia akan berkelahi jika ada semut jenis lain atau dari koloni lain yang mengganggu wilayahnya. Bahkan hewan atau juga manusia yang memasuki wialayah kekuasaan dari koloni rangrang juga bisa dimusuhi dengan cara digigit. Gigitan dari semut ini cukup menyakitkan bagi manusia. Meski sering dianggap sebagai pengganggu, namun keberadaan semut ini di pohon juga memberikan perlindungan terhadap buah-buah yang ada di pohon.
Ukuran tubuh dari semut rangrang tergolong besar. Ia mempunyai tubuh yang didominasi warna merah bata. Namun adapula semut yang berwarna kombinasi merah dan hitam pada tubuhnya. Semut rangrang tidak hanya mengkonsumsi gula yang terdapat pada buah-buahan atau nektar, ia juga biasa memangsa serangga yang ukuran tubuhnya lebih kecil dari si semut. Bahkan ketika ada jasad hewan lain di pohon, semut ini juga memakannya. Dalam koloni semut rangrang pembagian kelasnya adalah ratu, pejantan, perawat, serta prajurit. Semut rangrang pejantan akan mati lebih cepat dibanding semut lain dari koloni. Setelah semut jantan kawin, maka ia akan segera mati.
Semut rangrang menghasilkan telur bewarna putih dengan bentuk oval. Kemudian telur akan menetas dan berubah menjadi larva. Dari larva kemudian menetas menjadi kroto terjadi dalam waktu 7 hari. Kemudian dari larva ke pupa sekitar 14 hari, dan pupa ke semut dewasa terjadi pada waktu sekitar 9 hari. Pada fase larva atau yang biasa disebut sebagai kroto, dimanfaatkan sebagai pakan dari hewan-hewan pemakan serangga seperti burung kicau predator, reptil predator (seperti cicak, gecko, iguana, katak, dll), sugar glider, ikan karnivora, dan masih banyak lagi yang lainnya. Untuk memenuhi permintaan kroto yang tinggi dari konsumen, kini semut rangrang juga dibudidayakan untuk kemudian diambil krotonya.
Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Semut Rangrang, Si Serangga Penghasil Telur Kroto Yang Mempunyai Nilai Jual Tinggi”. Tulisan ini juga berdasarkan pengetahuan, pengamatan, pendapat pribadi penulis dan juga dari referensi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.
Referensi :
Wikipedia. “Rangrang”. https://id.wikipedia.org/wiki/Rangrang (diakses 12 Juli 2022).