Saga pohon tergolong sebagai tanaman dari family Fabaceae atau polong-polongan yang bisa ditemukan di Indonesia. Tanaman yang satu ini sejatinya bukan berasal dari Indonesia, melainkan dari wilayah Asia Selatan. Saga pohon dikenal sebagai tanaman yang memiliki banyak nilai manfaat. Pemanfaatannya tidak hanya terdapat pada kayunya saja yang dikenal keras, inti biji dari saga pohon juga bisa dimanfaatkan sebagai sumber pangan bagi manusia, serta daunnya yang bisa digunakan untuk pakan ternak.
Info Tentang Saga Pohon Serta Beragam Pemanfaatannya Oleh Manusia
Saga pohon (Adenanthera pavonina) adalah sebutan untuk spesies tanaman berhabitus pohon bermarga atau genus Adenanthera, subfamilia Mimosoideae, dan dari famili Fabaceae. Tumbuhan ini berasal dari wilayah Asia selatan, dan kini telah menyebar ke banyak Negara, termasuk juga Indonesia. Tumbuhan ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga tinggi. Namun, ia banyak tumbuh dan lebih cocok hidup di kawasan dataran rendah dekat pantai.
Tumbuhan saga ini mempunyai batang berkayu yang besar dengan tinggi yang dapat mencapai melebihi 10 meter. Pepagan kayu berwarna cokelat hingga keabuan dan agak halus. Perakaran tanaman kuat dan terdiri dari akar tunggang serta serabut. Saga pohon juga tanaman yang mempunyai banyak percabangan.
Daun dari tanaman tergolong sebagai daun majemuk. Tiap daunnya mempunyai tangkai pendek. Bentuk daun dari saga pohon adalah bulat telur atau oval. Warna daun-daun muda hijau terang, sedangkan daun tua berwarna hijau gelap. Daun-daun menempel pada tandan cabang yang memanjang dan menyatu pada tangkai utama atau tandan utama dari tanaman. Untuk warna tandan-tandan daunnya adalah hijau terang. Bagi yang bingung dengan perdaunan dari saga pohon, secara mudahnya daun dari saga pohon mirip dengan daun dari tanaman petai, dan lamtoro. Daun dari tanaman saga pohon dapat dijadikan sebagai pakan ternak ruminansia seperti kambing, domba, sapi, kerbau, kelinci, serta kuda.
Saga pohon mempunyai buah yang berupa polong yang pipih, dan panjang seperti kro pedang. Warna kulit polongnya hijau, lalu berubah menjadi cokelat tua saat kering. Didalam polong terdapat biji-biji yang ditutupi dengan dome atau kubah dengan warna merah. Didalam kulit keras biji terdapat inti yang berwarna putih hingga kecokelatan dengan tekstur agak keras seperti biji kacang. Bagian inti dari biji ini bisa dimanfaatkan sebagai makanan oleh manusia dengan cara menggorengnya dengan pasir dan diberi perasa asin. Jadi camilan ini mirip seperti kuaci. Dulu, biji dari saga pohon juga biasa digunakan sebagai penimbang emas, sebab berat dari biji ini selalu konstan atau tetap.
Nama saga tidak hanya digunakan untuk menyebut tanaman dengan nama ilmiah Adenanthera pavonina (saga pohon), namun juga biasa digunakan untuk tanaman Abrus precatorius (saga rambat). Untuk saga rambat mempunyai daun serta biji yang beracun. Untuk perbedaan dari bijinya bisa dengan mudah diketahui, salah satunya dengan warna cangkangnya. Saga pohon mempunyai cangkang biji berwarna merah, sedangkan saga rambat bijinya berwarna jingga dengan sedikit warna hitam. Dari batangnya, tanaman saga pohon mempunyai batang berkayu yang tegak dan tinggi, sedangkan saga rambat mempunyai batang merambat atau menjalar.
Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Saga Pohon Serta Pemanfaatannya Oleh Manusia”. Tulisan ini juga berdasarkan pengetahuan, pengamatan, pendapat pribadi penulis dan juga dari referensi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.
Referensi :
Biodiversity KEHATI Indonesia. “Saga / Adenanthera pavonina”. https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/artikel/saga-adenanthera-pavonina/ (diakses 04 Mei 2022).
“Jangan Salah Saga: Perbedaan Saga Pohon Dan Saga Rambat”. https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/artikel/jangan-salah-saga-perbedaan-saga-pohon-dan-saga-rambat/
Wikipedia. “Saga Pohon”. https://id.wikipedia.org/wiki/Saga_pohon
