Safron atau kuma-kuma yang biasa disebut Saffron dalam Bahasa Inggris adalah nama dari salah satu jenis rempah yang diambili dari bunga tanaman dengan nama yang sama. Sekedar informasi, tidak semua bagian dari bunga tanaman safron yang digunakan sebagai rempah. Hanya tiga helai putik bunga tanaman ini saja yang berguna dan dimanfaatkan sebagai rempah. Putik bunga safron menjadi salah satu rempah termahal di dunia. Rempah ini digunakan sebagai bumbu masak, pewarna makanan dengan warna kuning, juga bisa memiliki khasiat sebagai obat.
Info Tentang Tanaman Safron Atau Kuma-kuma, Flora Penghasil Rempah Dengan Harga Mahal

Safron atau Kuma-kuma adalah sebutan untuk salah satu rempah dengan harga termahal di dunia yang berasal dari putik bunga tanaman Crocus sativus. Nama safron juga biasa digunakan untuk menyebut tanaman ini. Saat ini telah banyak kultivar safron hasil pemuliaan yang memiliki karakter serat kelebihan yang berbeda-beda. Rempah safron begitu mahal karena tiap bunga tanaman hanya menghasilkan satu bunga yang memiliki 3 helai putik dengan ukuran yang kecil. Safron dijual dalam satuan berat saat sudah kering. Tentu untuk mendapatkan satu gram saja, dibutuhkan banyak kuntum bunga.
Dalam Bahasa Arab, safron disebut sebagai Za’faran. Sedangkan untuk namanya dalam Bahasa Inggris adalah Saffron. Safron merupakan salah satu rempah tertua yang ada di dunia dan telah dibudidayakan sejak ribuan tahun yang lalu. Ada banyak pendapat tentang awal mula pemanfaatan safron oleh manusia berdasarkan berbagai bukti sejarah yang menjadi referensinya.
Tanaman kuma-kuma termasuk tanaman tahunan atau perenial. Ia memiliki penampilan seperti rumput daun kecil, ramping dan memanjang dengan bagian tengah berwarna putih dan cekung. Daun memiliki permukaan halus. Helai daun dapat memiliki panjang hingga 40 cm, ketika berbunga panjangnya sekitar 30 cm. Batang tanaman ditutupi oleh seludang atau lapisan seperti berwarna putih kehijauan seperti pada tanaman bawang. Tanaman ini juga memiliki umbi lapis layaknya bawang. Perkembang-biakan tanaman juga tejadi secara generatif melalui pembelahan umbi tanaman.
Bunga menjadi bagian tanaman yang dinanti kemunculannya. Bunga tanaman ini adalah bunga steril yang tidak terpolinasi dan menjadi buah. Bunga berwarna ungu muda hingga merah muda. Setelah bunga mekar secara sempurna, kemudian bunga dipetik dan diambil tangkai putiknya. Tangkai putik dengan warna merah inilah yang disebut sebagai safron. Safron memiliki aroma harum layaknya madu dengan rasa sedikit pahit. Ia juga dapat digunakan sebagai pewarna makanan yang menghasilkan warna kuning.
Tanaman safron tumbuh dengan baik di lahan dengan jenis tanah gembur, hingga berkapur yang memiliki kandungan hara tinggi dan pasokan air yang cukup. Untuk lahan yang relatif kering, pertanian tanaman safron juga dapat dilakukan, dengan catatan harus dengan pengairan atau irigasi yang baik. Tanah yang tergenang air atau dengan kandungan air tinggi juga bisa menjadikan umbi tanaman membusuk dan mati. Jadi selain irigasi yang baik, lahan untuk pertanian safron juga harus memiliki drainase yang baik pula.
Pemanafaatan dari safron atau helai putik bunga tanaman kuma-kuma ini begitu bervariasi. Ia bisa dijadikan sebagai perasa, pewarna dan juga obat. Dalam pengaplikasiannya, safron juga sering dijadikan sebagai perasa sekaligus pewarna makanan. Rasa dari safron adalah sedikit pahit. Namun ia memiliki aroma harum yang khas seperti madu. Putik bunga ini juga dapat menjadi pewarna makanan atau minuman dengan warna kuning. Dalam safron juga terdapat banyak khasiat. Ia bisa menjadi antioksidan, immunomodulasi (memperbaiki sistem imun tubuh), anti-karsinogenik (pencegah kanker), serta anti mutagenik ( pencegah mutasi gen). Safron juga digunakan sebagai obat tradisional bagi banyak penyakit, parfum, sabun, kosmetik (maskara), pewarna tekstil, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Safron Atau Kuma-kuma Adalah Rempah Dengan Harga Mahal Yang Berasal Dari Putik Bunga Tertentu“. Tulisan ini merupakan pemikiran penulis berdasarkan pada pengetahuan, pengamatan, dan juga dari referensi yang penulis ketahui. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.
Referensi :
Cyber Extension (Cybext) kementerian Pertanian Indonesia. “Budidaya Safron”. http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/86461/Budidaya-Safron/ (diakses 18 Februari 2022).
Wikipedia. “Kuma-kuma”. https://id.wikipedia.org/wiki/Kuma-kuma