Ragam Info Tentang Rumpun Kerbau Simeulue
Kerbau Simeulue merupakan rumpun kerbau lokal asli Indonesia yang memiliki persebaran asli di Kabupaten Simeulue, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Saat ini kerbau Simeulue juga telah tersebar di beberapa Provinsi di sekitarnya, yaitu Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Riau. Rumpun kerbau Simeulue awal mulanya adalah kerbau dari India yang didatangkan pada awal abad ke 19, dan kemudian dibudidayakan di wilayah Kabupaten Simeulue.
Telah dikembang-biakkan serta dipelihara oleh masyarakat setempat secara turun temurun, tentu kerbau ini telah beradaptasi dengan kondisi lingkungan ia tinggal. Kerbau Simeulue telah ditetapkan sebagai rumpun ternak lokal oleh Menteri Pertanian Indonesia pada bulan April tahun 2014 dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Pertanian Nomor 579/Kpts/SR.120/4/2014.
Kerbau Simeulue memiliki tubuh (termasuk dengan kepala) yang di dominasi warna hitam, kemudian pada bagian bawah tubuhnya terdapat warna merah bata. Di leher bagian bawah, juga terdapat warna hitam kemerah-merahan atau hitam keabu-abuan.
Kepala kerbau ini tergolong kecil, lalu memiliki garis muka yang cekung. Telinganya mengarah kesamping. Ada beberapa variasi bentuk dari kerbau Simeulue ini, yaitu Sorong (tanduk kerbau ini tumbuh kesamping kemudian ke belakang lalu mengarah keatas), Sapang (tanduk kerbau Simeulue yang tumbuh melingkar kebelakang dan mengarah kesamping, Lefe (tanduk yang panjang melingkar kebelakang dan arah menyamping), Kiwing (agak menunduk, dan sebelah kiri mengarah ke bawah), Sanggeng (agak menunduk dengan tanduk sebelah kanan mengarah ke bawah). Baik kerbau jantan dan betina mempunyai tanduk.
Bobot kerbau Toraya jantan saat dewasa bisa mencapai ± 450 kg, dan betina hingga ± 395 kg. Untuk tinggi pundak dari kerbau jantan saat dewasa hingga ± 112 cm dan betina ± 115 cm. Panjang badannya, sampai 110 cm (jantan) dan hingga 126 cm (betina). Lingkar dada dari si kerbau jantan sampai ± 194 cm, dan untuk si kerbau betina hingga ± 175 cm. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ukuran tubuh kerbau Simeulue jantan lebih kecil dari pada betinanya. Tetapi kerbau jantan tubuhnya lebih padat dan berisi sehingga dari segi berat badan, kerbau jantan juga memiliki bobot lebih berat daripada si kerbau Toraya betina.
Kerbau mencapai pubertas saat berusia sekitar 2-2,5 tahun. Siklus birahi terjadi tiap 20-28 hari, dengan lama masa birahi 20-24 jam. Masa kehamilan kerbau Simeulue betina berlangsung ±10 bulan, umur beranak pertama ketika berusia 2,7-2,9 tahun.
Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Rumpun Kerbau Simeulue Dari Kabupaten Simeulue, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam“. Tulisan ini juga berdasarkan pengetahuan, pengamatan, pendapat pribadi penulis dan juga dari referensi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.
Referensi :
Direktorat Jenderal Pertanian Dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian Republik Indonesia. “Kerbau Simeulue”. http://bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/content/kerbau-simeulue (diakses 09 April 2022).
“Penetapan Kerbau Simeulue Sebagai Rumpun Ternak Lokal”. http://bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Kerbau%20Simeulue.pdf