Terkait Dengan Pentingnya Proses Mengeringkan Gabah Atau Biji Padi
Sebelum menjadi beras dan nantinya dimasak menjadi nasi, biji padi akan dikeringkan terlebih dahulu supaya tidak hancur ketika digiling atau ditumbuk untuk mengupas kulitnya. Proses mengeringkan gabah atau biji padi tanpa tangkai ini juga berguna untuk menambah daya tahan dan dapat membuat biji padi tidak berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman. Setelah padi dipanen dari sawah, langkah ini menjadi tahapan yang berikutnya dari pengolahan padi. Saat dikeringkan ini pula padi biasanya dibersihkan dari sampah yang mungkin terbawa, contohnya saja daun padi, jerami atau rumput. Tidak jarang juga ketika belum kering sepenuhnya dan banyak padi gabuk yang ikut terbawa maka dipisahkan dengan bantuan angin (disilir). Gabah gabuk yang memiliki bobot ringan akan diterbangkan angin dan tidak jatuh bersama dengan biji padi yang berisi.
Dahulu padi juga dikeringkan dalam untaian tangkainya kemudian di ikat dan disimpan dengan cara menggantungnya. Atau jika dipisahkan dari tangkainya biasanya ditempatkan dalam karung goni. Namun untuk saat ini telah banyak berubah, padi biasanya dipisahkan dari tangkainya untuk kemudian dikeringkan. Pengeringan biji padi tanpa tangkai ini lebih ringkas dan juga efektif, sebab hanya bijinya saja yang perlu dikeringkan. Jika dengan tangkai, maka harus sekalian mengeringkan tangkainya. Kegiatan menjemur gabah ini biasa dilakukan pada tanah yang lapang dengan sinar matahari yang terik. Alasnya bisa terpal, plastik, kain, lantai semen (plataran semen) dll.
Cara untuk mengeringkannya cukup mudah, gabah dijemur meluas sesuai dengan tempat yang telah dipersiapkan. Kemudian kira-kira tiap 2-3 jam sekali dibalik dengan kaki (disaruk). Kalau panas terik, panas matahari langsung kena dan lama, dan lapisannya tipis, waktu yang dibutuhkan agar kering adalah 2. Bahkan jika dikeringkan dipelataran semen dan gabah tidak bertumpuk-tumpuk atau berlapis-lapis (tipis), bisa langsung kering dalam satu hari. Jangan terlalu lama untuk meneringkan biji padi ini,sebab jika terlalu kering dan kehilangan kulitnya juga bisa membuat gabah dimakan kutu. Berbeda dari dulu yang menggunakan karung goni untuk menyimpannya, sekarang karung plastik menjadi tempat yang digunakan sebagai wadah gabah.
Tanda-tanda Padi Sudah Kering
Ketika padi dijemur, maka harus diketahui tanda-tanda darinya jika telah kering. Biji padi atau gabah yang sudah kering memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
- Warna biji padi yang telah kering akan sedikit berubah, dari mulanya yang berwarna kuning terang karena memiliki kandungan air yang tinggi menjadi kuning-kecoklatan.
- Tanda berikutnya dari biji padi yang telah kering adalah menjadi keras, biasanya dites dengan digigit. Ketika digigit seperti berbunyi “tak” dan tidak menempel pada gigi, maka tandanya sudah kering. Jika ingin gambarannya kekeringannya bisa dibandingkan dengan beras yang telah diselep.
- Kandungan air pada gabah sudah hilang, dan kulit menjadi kesat. Tidak adanya kandungan air pada biji dan kulit gabah ini juga untuk menghindari biji berkacambah.
- Kotoran dan bulu yang terdapat pada butiran padi sudah lepas dan menjadi layaknya debu. Debu ini biasanya akan berada pada bagian bawah gabah, dan akan terlihat beterbangan ketika diangkat dan dimasukkan kedalam karung plastik.
- Bobot yang menjadi semakin ringan juga menjadi indikator lain untuk mengetahui bahwa biji-biji padi telah kering. Tidak hanya pada berat, biji padi yang kering juga mengalami penyusutan ukuran. Karenanya tidak mengherankan jika yang semula satu karung penuh bisa berkurang ketika kering, dan tidak penuh lagi ketika dimasukkan dalam karung yang sama.
Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Proses Mengeringkan Gabah Atau Biji Padi“. Tulisan ini berdasarkan pengetahuan dan pengamatan dari penulis. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih