PERBEDAAN KEMAMPUAN, SIFAT, SERTA FISIK DARI AYAM DOMESTIKASI (KAMPUNG) DENGAN AYAM HUTAN MERAH

Ayam hutan merah merupakan sebutan untuk salah satu jenis ayam liar yang hidup di hutan. Ayam ini menjadi nenek moyang dari ayam domestikasi atau ayam kampung yang menjadi salah satu hewan ternak jenis unggas yang banyak dibudidayakan di Dunia termasuk juga Indonesia. Adanya domestikasi ini juga yang memunculkan subspesies baru yang disebut dengan Gallus gallus domesticus (ayam domestik/lokal). Berasal dari satu gen yang sama, yaitu ayam hutan merah. Tentu ayam hutan merah dan ayam kampung memiliki banyak kesamaan fisik. Namun seiring berjalannya waktu dan berbagai aktivitas pemuliaan genetik dan kawin silang secara alami dengan ayam kampung dari gen subspesies ayam hutan merah yang lain dan bukan berasal dari wilayah yang sama telah memberikan perbedaan fisik pada ayam hutan merah dan juga pada ayam domestikasi atau ayam kampung. Tidak hanya dari fisik yang mengalami perubahan, kegiatan domestikasi juga membuat perilaku serta sifat, serta kemampuan dari ayam kampung yang berubah dan berbeda dari ayam hutan merah. Perbedaan-perbedaan inilah yang akan saya bahas dibawah ini.

Beberapa Perbedaan Fisik Dari Ayam Hutan Merah Dengan Ayam Kampung Atau Domestikasi

  • Perbedaan pertama terdapat pada kemampuan gerak kedua jenis ayam. Ayam hutan merah memiliki gerak lebih cepat dimana ia dapat berlari dengan kencang dan juga lincah. Hal ini berguna untuk berburu mangsa dan juga sebagai pertahanan diri dari predator. Sedangkan untuk ayam kampung gerakannya lebih lambat dengan kecepatan berlari yang jauh dibawah ayam hutan merah, kelincahannya juga akan kalah dengan ayam hutan merah liar. Hal ini sekali lagi terjadi akibat ayam kampung yang tidak terlalu memerlukannya untuk berburu atau mencari makan dan juga melindungi diri dari predatornya.
  • Untuk perbedaan yang kedua masih pada kemampuan si unggas. Ayam hutan merah dapat terbang. Dimana kemapuan ini digunakan untuk berburu, menghindari predator, bermigrasi, dan kepentingan lainnya. Sedangkan untuk ayam domestikasi telah kehilangan kemampuan terbangnya. Sebab dari kecil sudah tidak memerlukannya untuk kepentingan-kepentingan seperti pada ayam hutan merah yang dapat terbang.
  • Pada sisi sifat dari kedua ayam ini juga terdapat sedikit perbedaan. Ayam kampung dapat hidup berdampingan dengan manusia, meski masih ada yang menjaga jarak dan belum kehilangan sifat alamiahnya secara penuh. Sedangkan untuk ayam hutan yang hidup secara liar akan menghindari manusia. Sebab ia menganggap bahwa manusia sebagai ancaman, sehingga bisa dikatakan bahwa ayam hutan liar tidak dapat hidup berdampingan dengan manusia.
  • Kemapuan berkokok si jantan ayam kampung juga lebih pelan dibandingkan dengan ayam hutan merah. Selain itu variasi berkokok dari kedua jenis ayam ini juga biasanya akan berbeda. Ayam hutan berkokok dengan volume yang lebih keras dan juga panjang. Sedangkan ayam kampung meski dapat berkokok dengan keras namun masih kalah dengan ayam hutan, dan juga tidak sepanjang ayam hutan, kecuali untuk ayam kampung hasil pemuliaan seperti ayam pelung. Kebiasaan berkokok ini juga akan memunculkan sifat baru dari kedua ayam ini, dimana ayam hutan akan berkokok pada saat tertentu dan tidak sembarangan, sebab takut akan predator. Sedangkan untuk ayam kampung banyak yang berkokok mulai dari fajar hingga petang tanpa khawatir diketahui predator.
  • Dari bulunya, ayam kampung dengan ayam hutan merah memiliki variasi yang lebih banyak, sebab genotipe yang dimiliki ayam kampung telah bercampur dengan genotipe dari ayam dengan sumber genotipe berbeda yang mungkin saja bukan dari satu subspesies ayam hutan yang sama. Bahkan mungkin juga telah tercampur dengan genotipe dari spesies ayam hutan lainnya. Ayam kampung juga dapat memiliki bulu dengan satu warna contohnya putih atau hitam yang mana tidak seperti ayam hutan yang warna betinanya coklat kekuningan dengan bintik hitam dan pejantan memiliki variasi warna bulu hitam, merah, dan kuning ke emasan.
  • Ukuran tubuh dari ayam kampung dan ayam hutan merah biasanya juga berbeda. Ayam kampung yang memiliki persediaan pakan melimpah cenderung memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan ayam hutan merah pada umumnya. Selain itu aktivitas gerak juga mempengaruhi ukuran dan kekuatan dari si unggas. Dimana Ayam hutan merah yang banyak bergerak tubuhnya akan lebih ramping namun keras dan juga kuat. Hal berbeda bisa terjadi pada ayam kampung dimana meskir tubuhnya besar, namun karena lebih pasif dalam pergerakan maka tubuhnya akan lebih gembur dan juga kekuatan yang berkurang. Aktivitas gerak yang lebih pasif dari ayam domestikasi juga membuat nafasnya lebih pendek jika dibandingkan dengan ayam hutan. Hal ini akan membuat ayam kampung mudah terengah-engah atau engos-engosan saat berlari dalam waktu yang lama.

Demikian penjelasan singkat terkait dengan ebeberapa “Perbedaan Kemampuan, Sifat, Serta Fisik Dari Ayam Domestikasi (Kampung) Dengan Ayam Hutan Merah” yang dapat diamati dengan mudah. Tulisan ini merupakan pemikiran penulis berdasarkan pada pengetahuan, pengamatan, dan juga dari referensi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.

Referensi :

Wikipedia. “Ayam Kampung”. https://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_kampung (diakses 13 November 2021).

“Ayam Hutan”. https://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_hutan

“Ayam Hutan Merah”. https://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_hutan_merah