Ragam Info Tentang Tanaman Serta Buah Menteng
Tanaman menteng (Baccaurea racemosa) adalah spesies tanaman tropis berhabitus pohon dari genus Baccaurea, tirbus Antidesmeae, famili Phyllanthaceae. Tumbuhan ini asli dari Sumatera dan Jawa. Di Indonesia, tanaman menteng tersebar di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, serta Pulau-pulau kecil di sekitarnya. Untuk wilayah Asia Tenggara selain Indonesia, yaitu Malaysia, Brunei Darussalam, serta Thailand. Pohon ini menghasilkan buah yang biasa disebut menteng, rambai, rambe, kepundung, kapundung, kapunduang, dll. Sekarang, menteng menjadi salah satu buah lokal yang langka dan sulit ditemukan. Ini karena menteng menjadi buah yang telah kalah populer dengan jenis buah lainnya.

Perkembang-biakan dari tanaman menteng bisa lewat biji (generatif) atau juga secara vegetatif buatan yaitu lewat cangkok batang. Tanaman ini bisa dibudidayakan di wilayah dataran rendah hingga dataran tinggi sekitar 1.100 mdpl. Tumbuhan ini menyukai tanah aluvial berpasir dan berlempung. Suhu udara yang ideal untuk tanaman menteng berkisar antara 21-28°C. tapi juga bisa beradaptasi dengan suhu 14-34°C.
Daging buah yang berair dan membungkus biji menjadi bagian yang dikonsumsi oleh manusia. Rasa dari daging buah menteng saat ranum biasanya masam dan sedikit manis, atau ada juga yang manis. Pada daging menteng yang dapat dimakan terdapat banyak kandungan gizi, beberapa diantaranya: fosfor, kalori, kalsium, karbohidrat, lemak, protein, vitamian C, serta zat besi.
Morfologi Dari Tanaman Menteng
Tanaman kepundung mempunyai batang berkayu dan habitusnya pohon. Tinggi dari tanaman bisa mencapai 25 meter dengan diameter batang hingga 70 cm. Tanaman mempunyai tajuk padat dan tidak beraturan. Batang tanaman pepagannya halus atau bersisik dengan warna cokelat hingga cokelat keabu-abuan. Tajuk tanaman padat, tidak beraturan dan mempunyai percabangan keras. Perdaunan tanaman adalah daun tunggal dan terletak berseling di ujung ranting. Bentuk daunnya bulat telur, lonjong, sampai bulat telur sungsang. Panjang daun antara 7-18 cm dan lebarnya 3-7 cm. Daun mempunyai tangkai dengan panjang 0,5-4,5 cm dengan penumpu berbentuk segitiga.
Perbungaan dari tumbuhan menteng termasuk bunga majemuk yang rangkaiannya membentuk malai. Rangkaian bunga muncul dari batang bekas ketiak daun pada batang atau cabang yang sudah tua. Perbungaan dari tanaman ini dioesis atau berumah dua. Bunga betina berukuran lebih besar dibandingkan bunga jantan. Bunga jantan bertipe thyrsiform dengan panjang sumbu antara 5-12 cm, berkelompok dalam jumlah tiga, bentuknya payung menggarpu, mempunyai bulu lebat, kelopak berjumlah 4-5 helai, benang sari berjumlah 4-8 utas. Bunga betina bertipe tandan dengan panjang 10-20 cm, kuntum bunga bisa sendiri atau berkelompok, daun kelopak umumnya berjumlah 5 helai, bakal buahnya mempunyai 3-4 ruang.
Buah menteng berbentuk bulat, bulat telur atau oval, hingga agak lonjong. Diameter buah antara 2-2,5 cm. Saat ranum, buah mempunyai warna hijau kekuningan atau hijau kemerahan. Daging dalam buah dipisahkan dengan ruang yang jumlahnya 4-5. Daging buah berwarna putih, kuning, hingga kemerahan dan agak transparan. Daging buah membungkus biji yang agak keras berwarna putih atau hijau dan terasa pahit ketika tergigit.
Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Menteng, Salah Satu Buah Lokal Yang Kini Sudah Langka“. Tulisan ini juga berdasarkan pengetahuan, pengamatan, pendapat pribadi penulis dan juga dari referensi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.
Referensi :
Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). “Menteng Alias Kepundung, Buah Lokal Khas NTB Yang Kian Langka”. https://dislhk.ntbprov.go.id/2020/08/13/menteng-alias-kepundung-buah-lokal-khas-ntb-yang-kian-langka/ (Diakses 10 Agustus 2022).
Ensiklopedia Jakarta. “Menteng. Buah”. http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/menteng–buah?lang=id
Taman Margasatwa Ragunan. “Menteng”. https://ragunanzoo.jakarta.go.id/satwa-ragunan/flora/menteng/