Wupih sirsik atau sugar glider yang bertubuh kecil dari infrakelas Marsupialia dikenal dengan penampilan yang imut. Ia merupakan hewan omnivora, makannya mulai dari serangga, buah-buahan, serta biji-bijian. Karenanya, hewan ini pun dijinakkan dan dijadikan sebagai hewan peliharaan oleh manusia. Sugar glider hasil budidaya pun memiliki sifat yang tidak hanya jinak, namun juga dapat berinteraksi dengan manusia. Bahkan juga bisa mengenali tuannya.
Tentang Wupih Sirsik Atau Sugar Glider, Hewan Marsupialia Yang Imut
Wupih sirsik atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sugar Glider merupakan spesies hewan bertubuh kecil bermarga Petaurus, suku Petauridae, ordo Diprotodontia, infrakelas Marsupialia, dan kelas Mammalia. Nama ilmiah dari sugar glider adalah Petaurus breviceps. Spesies hewan dari infrakelas Marsupialia ini berasal dari Australia, Papua, serta Pulau-pulau kecil disekitarnya. Jadi, bisa dikatakan bahwa hewan ini adalah salah satu satwa asli Indonesia. Ada beberapa varietas dari hewan yang imut ini, diantaranya: Petaurus breviceps papuanus, Petaurus breviceps longicaudatus, Petaurus breviceps breviceps, Petaurus breviceps ariel, Petaurus breviceps tafa, Petaurus breviceps flavidus, serta Petaurus breviceps biacensis. Hewan-hewan ini biasa dijadikan sebagai peliharaan oleh manusia. Hal ini karena penampilannya yang imut dan terkesan lucu, jinak, suka berinteraksi dengan manusia, tingkah yang menarik, serta penampilan fisik yang eksotis.
Sugar glider tergolong sebagai hewan omnivora, ia memakan serangga (jangkrik, belalang, tawon, lalat, dll), buah-buahan, biji-bijian, daun tanaman, hingga madu. Satwa bertubuh kecil ini aktif saat malam hari (nocturnal). Habitat dari hewan ini adalah hutan-hutan dengan pepohonan lebat di dataran rendah hingga dataran tinggi (2.000 mdpl). Kebanyakan hidupnya dihabiskan diatas pohon, dan jarang turun ke permukaan tanah.
Tempat tinggal mereka adalah lubang-lubang yang terdapat pada batang pohon besar. Pada tempat tinggal atau sarangnya ini, ia sering menambahkan dedaunan untuk membuat suhu didalamnya hangat. Hewan ini adalah hewan koloni, mereka biasa hidup dan beraktivitas dalam kelompok yang terdiri hingga kurang dari 10 anggota. Satwa yang satu ini juga masuk dalam kelas Mamalia. Setelah hamil, betina akan menyusui anaknya dan sering menggendongnya dibagian depan tubuhnya. Di Indonesia, sugar glider masuk dalam kategori hewan yang dilindungi di alam liarnya (APPENDIX 2). Perburuan dan perdagangan dari hewan ini diawasi dan dikontrol ketika diambil dari alam liarnya.
Karakteristik Tubuh Dari Wupih Sirsik Atau Sugar Glider
Sugar glider memiliki penampilan fisik yang mirip dengan tupai terbang atau tando, padahal mereka tidak memiliki keterkaitan secara genetik. Dalam klasifikasi ilmiahnya, sugar glider dan tando juga hanya terdapat pada kelas yang sama, yaitu kelas Mammalia. Tapi untuk membedakan wupih sirsik dengan tupai terbang bukanlah hal yang sulit. Baca saja tulisan dibawah untuk mengetahui lebih dalam tentang fisik dari sugar glider.
Bulu dari sugar glider terdiri dari tiga warna utama, yaitu abu-abu hingga kecokelatan, hitam, dan putih. Bulu berwarna abu-abu hingga kecokelatan yang terdapat di punggung, sebagian besar ekor (kecuali ujung), kepala, daun telinga bagian luar, serta kaki bagian bagian luar. Kemudian bulu warna hitam terdapat pada ujung ekor, garis tengah punggung, sekitar mata, mengelilingi daun telinga, tengah kepala, samping tubuhnya (diantara pertemuan antara warna abu-abu pada punggung dan putih pada perut), dan juga ujung ekornya. Dan warna putih kekuingan terdapat dibagian perut hingga pantat, leher dan kepala bagian bawah, serta kepala bagian atas.
Satwa ini tergolong sebagai mamalia bertubuh kecil. Ukuran panjang dari tubuh satwa ini mulai dari kepala hingga ekor antara 24-30 cm. Berat badan dari sugar glider dewasa jantan dapat mencapai 140 gram, dan si betina bisa sampai 115 gram. Hewan ini juga memiliki kuku tajam yang digunakannya untuk mencengkeram batang tanaman atau memanjat pohon. Ia memiliki mata lebar, telinga kecil yang berdiri, moncong yang tidak runcing, serta kumis-kumis yang panjang. Dia juga memiliki kemampuan seperti tando atau tupai terbang. Ia dapat meluncur di udara dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya untuk keperluan mencari makan, berburu, serta menghindari pemangsa. Hal ini karena ia juga memiliki selaput membran yang disebut patagium. Membran ini terbentang antara kaki depan hingga belakang di kedua sisi tubuhnya.
Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Wupih Sirsik Atau Sugar Glider, Marsupialia Kecil Yang Sering Dijadikan Hewan Peliharaan“. Tulisan ini juga berdasarkan pengetahuan, pengamatan, pendapat pribadi penulis dan juga dari referensi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.
Referensi :
Balai Pertanian Kelas I Jayapura, Kementerian Pertanian Republik Indonesia. “Rubrik Satwa – Sugar Glider”. http://jayapura.karantina.pertanian.go.id/post/rubrik-satwa-sugar-glider (diakses 05 April 2022).
Wikipedia. “Sugar Glider”. https://en.wikipedia.org/wiki/Sugar_glider
“Wupih Sirsik”. https://id.wikipedia.org/wiki/Wupih_sirsik