MARGA TANAMAN SUPLIR YANG SERING DIJADIKAN TANAMAN HIAS

Marga Tanaman Suplir

Ada begitu banyak tanaman pakis-pakisan atau paku-pakuan di Dunia. Sebab sebutan untuk pakis-pakisan memang karena ia untuk tanaman dari divisi Pteridophyta. Mereka pun memiliki manfaat yang beragam, seperti untuk obat, bahan pangan, hingga hanya sebagai tanaman hias. Tanaman paku-pakuan yang sering dijadikan sebagai tanaman hias salah satunya adalah tanaman dari marga atau genus suplir.

Info Tentang Genus Atau Marga Tanaman Suplir

Marga Tanaman Suplir
Suplir Berekor ( Adiantum caudatum L.)
Sumber Gambar : https://krpurwodadi.brin.go.id/2020/08/31/suplir-berekor/

Suplir merupakan sebutan lokal oleh orang Indonesia untuk menyebut kelompok tanmaan dari genus atau marga Adiantum, suku Pteridaceae (Adiantaceae), ordo Pteridales, kelas Pteridopsida, divisi Pteridophyta (Paku-pakuan), kingdom Plantae. Nama suplir sendiri adalah kata dari Bahasa Perancis “Chevelure” yang memiliki arti rambut. Hal ini karena tanaman-tanaman dari genus ini memiliki daun yang gemulai seperti rambut perempuan. Sedangkan untuk nama ilmiah dari genus “Adiantum” berasal dari Bahasa Yunani yang memiliki arti anti air. Sebab daun-daun dari tanaman ini tidak basah saat terkena air.

Tanaman-tanaman suplir biasa hidup diarea yang lembab. Ia dapat hidup di tanah, batang tanaman hidup atau yang sudah mati, tebing berbatu hingga tanah berpasir. Untuk pH yang ideal bagi tanaman ini berkisar antara 6-7. Meski suka dengan area yang lembab, namun tanaman ini tidak toleran dengan genangan air. Ia juga tidak begitu tahan terhadap sinar matahari langsung. Karenanya, tanaman ini sering ditemukan tumbuh di area yang teduh atau terkena sinar matahari dalam waktu singkat saja. Adiantum dapat tumbuh di wilayah dataran rendah dan dataran tinggi.

Terdapat lebih dari 220-230 spesies tanaman suplir asli (belum termasuk hibrida) di seluruh Dunia. Wilayah Pegunungan Andes di Amerika Selatan menjadi yang terbanyak memiliki spesies dari tanaman Suplir. Di Indonesia, belum diketahui secara pasti jumlah spesies dari tanaman ini. Namun di Asia Tenggara, hingga kini terdapat sekitar 12-20 spesies tanaman suplir. Dan di Papuasia terdapat 12 jenis suplir. Beberapa jenis tanaman suplir yang ada di Indonesia diantaranya : suplir berekor (Adiantum caudatum), kamuding (Adiantum philippense), suplir kelor (Adiantum raddianum), paku atau suplir angin-angin (Adiantum flabellulatum), suplir biasa (Adiantum tenerum), suplir belimbing/kedondong (Adiantum trapeziforme), suplir dolar atau kepeng (Adiantum peruvianum), dsb.

Hingga kini, pemanfaatan terbanyak dari tanaman Adiantum atau suplir ini adalah sebagai tanaman hias. Hal ini dikarenakan ia memiliki perwujudan yang unik dan juga menarik. Perbanyakan tanaman dilakukan dengan dua cara, yaitu pemisahan tunas beserta rimpang tanaman, serta lewat spora.



Morfologi dari Tanaman Suplir (Adiantum)

Tanaman-tanaman dari genus Adiantum memiliki penampilan yang khas dan mudah untuk dikenali. Mereka termasuk dalam kelompok terna yang tidak memiliki batang sejati atau batang semu. Hanya terdapat tangkai utama atau tandan daun yang menempel pada rimpang tanaman. Tandan daun panjang, berwarna ungu hingga hitam mengkilap, dan sedikit berkayu.

Rimpang tanaman menjalar ditempat ia tumbuh atau di media tanamnya dengan pertumbuhan yang lambat. Pada rimpang, tumbuh perakaran tanaman suplir yang mana memiliki akar berjenis serabut. Akar serabut dapat menancap kuat dan dalam di tempat ia sering tumbuh.

Ujung ental atau bakal daun muda tanaman suplir berbentuk khas yang membentuk spiral atau melungker dalam Bahasa Jawa. Lalu ental akan semakin membuka dan berbentuk lurus seiring bertambah tuanya si daun. Daun tanaman ini berjenis daun majemuk, dimana dalam satu tandan terdapat banyak daun. Letak daun ada yang berpasangan, serta ada yang berseling. Bentuk daun dari tanaman ini juga cukup unik, sebab memiliki bentuk asimetris (tidak seimbang). Warna daunnya sendiri hijau muda hingga hijau tua.

Sporangium atau kumpulan spora tanaman terdapat di sisi bawah daun tanaman pada bagian tepi. Spora ini muncul pada daun tanaman yang sudah dewasa atau tua. Ketika spora terbawa angin, air, atau mungkin manusia secara tidak sengaja ke tempat yang lembab, dapat tumbuh menjadi tanaman baru.

Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Tanaman Temu Mangga Atau Kunyit Putih Serta Pemanfaatannya”. Tulisan ini juga berdasarkan pengetahuan, pengamatan, pendapat pribadi penulis dan juga dari referensi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.

Referensi :

Lestari, Weni S. 2011. “Suplir, Tanaman Paku Dengan Banyak Potensi”. Warta Kebun Raya “Eka Karya” Bali, UPT Balai Konservasi Tumbuhan. https://publikasikr.lipi.go.id/index.php/warta/article/view/433/384 (diakses 18 April 2022).

Wikipedia.”Suplir”. https://id.wikipedia.org/wiki/Suplir