Kara menjadi sebutan yang umum digunakan oleh masyarakat di Indonesia untuk buah polong dari tanaman dengan nama ilmiah Lablab purpureus. Polong kara muda yang pipih hingga sedikit menggembung pada bagian biji ini bisa diolah menjadi sayur yang lezat. Ketika tua dan bijinya dikeringkan juga bisa diolah menjadi makanan. Polong kara tidak hanya mempunyai rasa yang enak ketika dimasak, namun juga terdapat kandungan nutrisi yang melimpah padanya. Selain polong yang masih muda, daun serta bunga dari tanaman kacang kara juga bisa direbus atau diolah menjadi makanan. Mari mengenal lebih jauh tentang tanaman kara dengan membaca tulisan dibawah.
Ragam Info Tentang Tanaman Kacang Kara
Tumbuhan kara (Lablab purpureus) merupakan spesies tumbuhan terna tahunan dengan batang merambat yang berasal dari genus Lablab, upatribus Phaseolinae, tribus Phaseoleae, upafamili Faboideae, famili Fabaceae (polong-polongan). Nama kara biasa digunakan untuk menyebut buah polong dari tanaman ini. Ada banyak sebutan lain dari kara di Indonesia, diantaranya: kacang kara, kacang bado, kacang biduk, kacang komak, kekara, kara wedhus, ndoto, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Terdapat banyak kultivar dari tanaman kara, dan mereka dibedakan dalam tiga kelompok kultivar, yaitu Lablab, Ensiformis, serta Bengalensis. Kultivar karcang kara Lablab tersebar secara luas ke banyak Negara. Kemudian untuk kultivar Ensiformes mempunyai sebaran utama di wilayah Asia Tenggara. Dan kultivar yang terakhir, yaitu Bengalensis sebaran utamanya di wilayah Asia Selatan. Tanaman kara tergolong sebagai tanaman yang mudah tumbuh seperti halnya tanaman kacang tunggak, kecipir dan kacang panjang. Kara dapat tumbuh di lokasi dataran rendah hingga dataran tinggi sekitar 1.000 mdpl.
Tanaman penghasil buah polong ini tergolong sebagai tanaman pangan. Beberapa bagian dari tanaman ini dapat dimakan oleh manusia, antara lain: daun muda, bunga, polong yang masih muda, serta biji muda atau tua dari tanaman kara dapat menjadi sumber pangan bagi manusia. Dari polong serta biji muda kacang bado terdapat banyak kandungan gizi, diantaranya: fosfor, karbohidrat, kalsium, lemak, magnesium, mangan, protein, potasium, zinc, zat besi, vitamin B (B1, B2, B3, B9), vitamin C, dll. Meski memiliki kandungan lemak, namun jumlahnya kecil.
Masyarakat di Indonesia cukup familiar dengan berbagai masakan yang menggunakan bagian tanaman kara sebagai sayurnya. Buah yang masih muda biasa diolah sebagai sayur. Daun serta bunga dapat dijadikan sebagai lalapan atau urapan setelah direbus dengan air hingga mendidih. Lalu biji yang sudah tua dapat diolah menjadi marneng atau warneng, blendung, dsb.
Morfologi Dari Tanaman Kara Atau Kacang Biduk
Tanaman kara memiliki batang silindris merambat dengan warna hijau. Ia mempunyai banyak percabangan. Panjang dari tanaman ini dapat melebihi 5 meter. Tumbuhan terna tahunan ini membutuhkan tiang penyangga atau lanjaran hingga batang pohon yang kuat sebagai tempat ia menjalar ke atas. Jika tidak ada tiang penyangga, maka tanaman akan merambat secara horisontal diatas tanah.
Perdaunan dari tanaman kara merupakan daun majemuk. Daun berjumlah 3 lembar. Letak dua daun sejajar, kemudian satu daun terletak dibagian paling depan atau ujung percabangan tandan daun. Daun mempunyai alur pertulangan yang menyirip. Bentuk daunnya sendiri seperti belah ketupat atau layang-layang. Daun muda ada yang berwarna hijau, dan ada juga yang berwarna kemerahan, tergantung pada kultivar atau varietasnya. Untuk daun tanaman yang sudah tua berwarna hijau gelap dan tidak mengkilap di sisi atas, untuk sisi bawah berwarna hijau pucat dan sedikit bergelombang karena pertulangan yang timbul dibagian bawah.
Jenis perbungaan tanaman termasuk sebagai bunga majemuk. Bunga membentuk malai yang terdapat pada tandan panjang dengan banyak percabangan. Bentuk bunga ini menyerupai bentuk bunga dari tanaman kacang panjang, kacang tunggak, kecipir, dll. Bunga pipih, mempunyai kelopak berwarna hijau berbentuk kerucut, mahkota bunga berwarna abu-abu kekuningan pada bagian luar, dan bagian dalam berwarna biru hingga ungu. Benang sari dan putik bunga tersimpan didalam mahkota, dan ketika mekar bisa dilihat dari bawah bunga. Penyerbukan dari bunga kacang kara sering dibantu oleh kumbang, kupu-kupu, serta lebah.
Buah kara tumbuh dari ovari buah yang telah terbuahi. Bentuk buahnya polong, pipih terdiri dari dua keping atau lembar kulit buah. Di dalam kulit polong tidak terdapat daging, hanya terdapat biji. Kulit polong ada yang berwarna hijau muda pucat, dan ada juga yang memiliki warna kombinasi antara hijau muda pucat dengan kemerahan. Biji buah berbentuk oval hingga seperti ginjal. Biji kacang kara ada yang berwarna putih, serta ada yang berwarna cokelat muda, hingga cokelat tua.
Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Kara, Buah Polong Dari Tanaman Kacang-Kacangan Yang Bisa Diolah Menjadi Sayur”. Tulisan ini juga berdasarkan pengetahuan, pengamatan, pendapat pribadi penulis dan juga dari referensi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.
Referensi :
Wikipedia. “Kara”. https://id.wikipedia.org/wiki/Kara (diakses 19 Mei 2022).