IKAN NILA, SI IKAN IMPOR YANG KINI BANYAK DIBUDIDAYAKAN DI INDONESIA

Ikan Nila Kini Banyak Dibudidayakan Di Indonesia

Ikan nila tergolong sebagai jenis ikan konsumsi yang kini familiar bagi masyarakat di Indonesia. Padahal ikan nila bukanlah spesies ikan asli Indonesia. Ikan ini di introduksi dari wilayah Afrika Timur, tepatnya di sekitaran sungai nil. Karena asalnya ini pula dalam Bahasa Inggris ia disebut sebagai nile tilapia. Menjadi salah satu sumber pangan yang murah dan bergizi, ikan nila kemudian banyak difavoritkan oleh masyarakat di Indonesia. Meski ikan nila adalah ikan impor, namun kini ia telah banyak dibudidayakan oleh para petani ikan di Indonesia mulai dari kolam air tawar hingga payau yang terbuat dari tanah, terpal, serta semen.

Info Tentang Ikan Nila Yang Mempunyai Harga Terjangkau Dan Kaya Akan Gizi

Ikan Nila Kini Banyak Dibudidayakan Di Indonesia
Sumber Gambar : https://organik.tebingtinggikota.go.id/produk/produk/detail/ikan-nila-180542

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan spesies ikan air tawar dari Afrika bagian timur, sekitaran sungai nil. Ikan ini berasal dari genus Oreochromis, famili Cichilidae. Dalam Bahasa Inggris, ikan nila disebut dengan nile tilapia. Ikan nila telah menjadi sumber protein yang murah bagi masyarakat di Indonesia. Karenanya, ia pun digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain protein, daging ikan nila juga mempunyai kandungan asam lemak omega 3 dan 6.

Ikan nila di introduksi ke Indonesia untuk tujuan pangan pada kisaran tahun 1969. Meski berstatus sebagai ikan impor, tapi ikan nila mampu beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan tropis di Indonesia. Ikan nila bersifat invasif seperti saudaranya, ikan mujair, dan ia telah menjadi salah satu hama dalam ikan kolam pemeliharaan biota air lain seperti udang, ikan bandeng dan lain-lain. Di alam liar, ikan nila juga telah melakukan kawin silang dengan ikan mujair (Oreochromis mossambicus). Meski ia adalah spesies ikan air tawar, namun nila juga bisa hidup di wilayah perairan payau hingga asin dengan kadar garam rendah.

Terdapat beberapa subspesies dari ikan nila, diantaranya: Oreochromis niloticus niloticus, Oreochromis niloticus sugutae, Oreochromis niloticus tana, Oreochromis niloticus vulcani, Oreochromis niloticus filoa, Oreochromis niloticus eduardianus, Oreochromis niloticus cancellatus, sertaOreochromis niloticus baringoensis.

Lingkungan yang ideal untuk hidup ikan nila memiliki suhu air berkisar antara 14-38°. Tapi untuk pemijahan atau berkembang biak, suhu air berkisar antara 22-37°C. Untuk Ph atau tingkat keasaman yang ideal berada pada angka 7-8, namun ia juga bisa bisa mentolerir Ph di angka 5 hingga yang tertinggi pada angka 11. Kadar oksigen optimal yang terlarut di air berada diatas 5 mg/l. Ikan nila tergolong sebagai ikan omnivora dan rakus. Ia dapat memakan tanaman air maupun tanaman darat, plankton, serangga, udang, anakan kepiting, hingga ikan yang ukurannya lebih kecil darinya. Jadi lingkungan perairan dengan banyak biota air menjadi yang tepat untuk budidaya ikan ini, karena bisa menghemat pakan.



Morfologi Dari Ikan Nila

Ikan nila mempunyai banyak kemiripan dengan ikan mujair. Mungkin banyak orang yang sering salah dalam membedakan kedua ikan yang masih dalam satu marga ini. Namun, ikan nila mempunyai banyak ciri fisik yang bisa di identifikasi dan berbeda dari ikan jenis lainnya. Menurut pengamatan penulis, ikan nila mempunyai tubuh yang relatif pendek jika dibandingkan dengan ikan mujair. Pada tubuh ikan nila juga terdapat motif garis-garis hitam yang samar pada tubuhnya. Di bagian ujung ekor dari ikan nila lurus. Untuk ikan mujair terdapat lengkungan. Pada tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan sirip punggung mempunyai ujung berwarna kemerahan. Ikan nila juga mempunyai varietas yang berwarna kuning hingga jingga dan ada juga yang kuning atau jingga dengan motif warna hitam yang tidak beraturan.

Si ikan nila dapat tumbuh hingga mempunyai panjang diatas 30 cm dan berat 1 kg. Ikan jantan bisa di identifikasi dengan adanya genital di bagian anusnya. Genital ikan ini berupa tonjolan kecil dan meruncing yang berguna untuk kencing dan mengeluarkan sperma. Untuk morfologis fisik, ikan nila jantan mempunyai warna tubuh yang relatif lebih gelap dibandingkan dengan ikan nila betina. Tulang rahang hingga ikan jantan juga lebih lebar dan terkesan kuat dibandingkan dengan si ikan betina. Untuk ikan nila betina, biasanya mempunyai perut yang lebih besar daripada si ikan jantannya. Ikan nila betina ketika mengerami telurnya akan diletakkan dalam mulut atau biasa disebut mouth breeder, karenanya ia akan memiliki nafsu makan yang berkurang saat mengerami telur.

Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Ikan Nila, Si Ikan Impor Yang Kini Banyak Dibudidayakan Di Indonesia”. Tulisan ini merupakan pemikiran penulis berdasarkan pada pengetahuan, pengamatan, dan juga dari referensi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.

Referensi :

Wikipedia. “Ikan Nila”. https://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_nila (diakses 15 Juli 2022).

“Mujair”. https://id.wikipedia.org/wiki/Mujair