Cabai Jawa Atau Cabai jamu menjadi salah satu jenis buah yang dimasukkan dalam kategori rempah-rempah. Cabai Jawa ini dikenal mempunyai khasiat sebagai obat. Ia pun sering dimanfaatkan sebagai obat tradisional, salah satunya diolah menjadi cabai puyang, dimana jamu ini dibuat dengan bahan utama cabai jamu dan rimpang lempunya. Buah cabai jamu merupakan buah majemuk dengan jumlah banyak yang terdapat pada sebuah tandan dan membentuk kuncup seperti payung yang terlipat ini dari cabai Jawa mirip dengan tampilan buah lada panjang. Orang-orang Romawi di masa lalu pun sering keliru dalam membedakan keduanya.
Info Tentang Tanaman Cabai Jawa Atau Cabai Jamu
Cabai Jawa atau biasa disebut cabai jamu adalah spesies tumbuhan dengan batang merambat yang menghasilkan buah berkhasiat sebagai obat dan juga rempah. Piper retrofractum merupakan nama ilmiah untuk tanaman cabai Jawa. Tanaman ini berasal dari genus Piper, familia Piperaceae. Jadi, ia juga mempunyai hubungan kerabat yang dekat dengan lada (Piper longum). Di Indonesia terdapat banyak sebutan dari Cabai Jawa, diantaranya: Cabai Jamu, cabya, cabia, cabbhi solak, cabbhi alas, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Tumbuhan cabai jamu ini merupakan tumbuhan asli Indonesia. Ia biasa hidup secara liar di wilayah hutan dataran rendah hingga dataran tinggi ± 600 mdpl. Tanah gembur yang berlempung dan berpasir menjadi jenis media tanam yang ideal untuk tanaman cabya ini. Namun, tanaman ini juga bisa ditanam pada lahan kering dan berbatu. Curah hujan yang baik untuk pertanian cabai jamu berkisar antara 1.259–2.500 mm/tahun. Ia termasuk tanaman yang tidak tahan terhadap genangan air dan kandungan air yang tinggi dalam tanah. Sehingga ia akan dapat tumbuh dengan baik ketika ditanam pada lahan yang mempunyai drainase bagus.
Buah dari tanaman cabai Jawa atau biasa disebut cabai Jawa ini menjadi bagian dari tanaman ini yang dimanfaatkan oleh manusia. Buah-buah majemuk yang terdapat pada tandan panjang ini bisa digunakan sebagai bumbu masak atau perasa pedas, serta sebagai obat. Salah satu obat tradisional yang dibuat dengan cabai jamu ini adalah cabai puyang. Dimana jamu ini dibuat dengan dua bahan rempah yaitu cabai Jawa dan rimpang lempuyang yang di ekstrak dengan cara direbus di air hingga mendidih. Selain sebagai rempah dan obat, cabai Jawa juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuat insektisida atau racun alami bagi serangga.
Cabe Jawa ini mempunyai kandungan Vitamin A dan C. Ia juga mempunyai khasiat sebagai obat untuk sakit perut, masuk angin, beri-beri, bronkitis, tekanan darah rendah, kolera, influenza, sakit kepala, lemah syahwat, sesak nafas, menurunkan kadar gula darah, melancarkan peredaran darah, menghilangkan pegal linu dan sakit pinggang, membersihkan rahim setelah melahirkan, menjadi antioksidan alami, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Meski mempunyai khasiat sebagai obat, namun jangan terlalu banyak mengkonsumsi cabai jamu ini. Sebab terlalu banyak mengkonsumsi cabai jamu bisa menyebabkan darah menjadi encer. Obat dari bahan alami ini juga tidak dianjurkan diminum bersama dengan obat yang mengandung aspirin dan wafarin. Bagi orang yang akan menjalani operasi juga tidak diperkenankan mengkonsumsi cabai jamu ini, sebab bisa menyebabkan pendarahan akut.
Pemerian Dari Tanaman Cabai Jamu
Cabai Jamu mempunyai batang kecil yang memanjang dan merambat. Batang berwarna hijau hingga abu-abu dengan bentuk silindris yang mana ini mirip dengan bentuk batang tanaman lada serta sirih. Tanaman cabai Jawa membutuhkan tempat untuk merambat seperti lanjaran, batang pohon, tembok, dan lain sebagainya supaya dapat tumbuh mengarah vertikal.
Daun dari tanaman cabai jamu berbentuk oval hingga lonjong. Daun muda berwarna hijau terang, lalu daun tua berwarna hijau gelap. Permukaan daun halus dan mengkilap. Alur pertulangan daun adalah menyirip. Daun mempunyai tangkai pendek, dan merupakan daun tunggal. Ujung daun berbentuk meruncing.
Perbungaan tanaman cabai Jawa ini adalah jenis bunga majemuk. Rangkaian bunga menempel pada sebuah tandan dan berbentuk seperti payung yang dilipat. Bagian ujung pangkal tandan perbungaan besar, dan ujungnya mengecil. Dari rangkaian bunga ini kemudian tumbuh buah yang terdapat pada tandan yang sama dengan bekas tandan buah.
Buah berbentuk bulat-bulat kecil dengan warna yang berubah sesuai dengan usia buahnya. Buah muda mempunyai warna kulit kuning, lalu berubah menjadi kuning, dan menjadi merah saat tua serta ranum. Aroma buah ini menenangkan atau aromatis, dan rasa buahnya sendiri pedas. Buah cabai jamu ini lunak dan mudah dipipihkan atau dihaluskan. Buah yang telah berwarna merah akan dipanen untuk kemudian dikeringkan dan dimanfaatkan untuk keperluan lain oleh manusia. Bisa sebagai obat, bumbu masak, hingga insektisida alami. Buah berbentuk bulat berukuran kecil yang didalamnya terdapat biji juga bisa dijadikan benih untuk kemudian ditanam kembali. Saat telah kering tandan dari buah cabai Jawa ini berwarna cokelat tua.
Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Cabai Jawa Atau Cabai Jamu, Rempah Asli Indonesia Yang Mempunyai Khasiat Sebagai Obat”. Tulisan ini juga berdasarkan pengetahuan, pengamatan, pendapat pribadi penulis dan juga dari referensi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.
Referensi :
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITTRO) Kementerian Pertanian Republik Indonesia. “Cabe Jawa”. https://balittro.litbang.pertanian.go.id/?page_id=5070 (diakses 21 Mei 2022).
Wikipedia. “Cabai Jawa”. https://id.wikipedia.org/wiki/Cabai_jawa_(tanaman)