Ada banyak jenis burung suku merbah atau cucak-cucakan di Indonesia, dan konsentrasi terbanyaknya terdapat di Indonesia bagian barat. Cucakrawa menjadi salah satu diantara mereka. Saat ini, cucakrawa berstatus sebagai burung yang langka dan memiliki harga jual yang tinggi. Harga dari satu ekor burung cucakrawa mulai dari jutaan Rupiah hingga puluhan juta. Untuk burung pemenang kontes kicau, harganya bisa mencapai ratusan juta Rupiah. Karena langkanya burung ini, penjualan dari cucakrawa juga dibatasi dan diawasi oleh pemerintah. Harga yang mahal dari burung ini disebabkan oleh suara kicaunya yang nyaring serta berkelas.
Ragam Info Tentang Cucakrawa, Si Burung Langka Dan Memiliki Harga Jual Tinggi
Cucakrawa (Pycnonotus zeylanicus) merupakan spesies burung berkicau bermarga Pycnonotus dari suku Pycnonotidae atau merbah. Burung ini termasuk dalam kategori burung merbah atau cucak-cucakan yang berukuran sedang. Di Indonesia, terdapat banyak sebutan lain dari burung ini, diantaranya : cucakrawa di dalam Bahasa Jawa, cangkurawah di dalam Bahasa Sunda, barau-barau di dalam Bahasa Melayu, Krakau di daerah Kapuas Hulu, dll. Sedangkan dalam Bahasa Inggris, burung cucakrawa disebut sebagai straw-headed bulbul. Nama burung ini dalam Bahasa Inggris terkait dengan bulu dibagian atas kepalanya yang berwarna kuning-kecokelatan seperti jerami.
Persebaran dari burung ini di Indonesia berada dibagian barat, diantaranya di Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan, Nias, serta pulau-pulau kecil disekitarnya. Habitat yang disukai dari burung ini adalah daerah rawa, sungai, danau, dan tepi hutan. Untuk tidur, ia bertengger di atas pohon, begitu pula sarangnya yang berada diatas pohon. Ia dapat hidup di dataran rendah dan juga dataran tinggi. Cucakrawa termasuk burung pemakan segala (omnivora). Ia memakan buah-buahan, biji-bijian, daun-daunan, serangga, ikan kecil, udang, serta hewan-hewan kecil lainnya.
Sebagai burung bersuara merdu dan nyaring, burung ini menjadi salah satu burung kicau peliharaan kelas atas. Harga untuk per ekornya mulai dari jutaan Rupiah hingga ratusan juga ketika memiliki kualitas dan pernah menjuarai kontes kicau. Memiliki harga jual yang tinggi juga membuat perburuan liar dari burung cucakrawa begitu banyak. Hal ini pun menjadi salah satu sebab dari kelangkaan burung cucakrawa. Sekarang, pemerintah mengawasi perdagangan dari burung ini, dan burung hasil penangkaran atau budidaya yang kini mudah untuk diperjual-belikan.
Karakteristik Fisik Dari Burung Cucakrawa
Burung cucakrawa memiliki tubuh berukuran sedang, panjang tubuh (paruh-ekor) sekitar 28 cm. Warna bulu dibagian kepala serta samping dari burung cucakrawa begitu khas, yaitu warna kuning-kecokelatan seperti jerami. Pada bagian mata dikelilingi bulu berwarna hitam yang juga menggaris dari paruh hingga kebelakang. Garis ini memisahkan bulu kuning-kecokelatan pada bagian atas dan bawah kepala si burung. Untuk bagian leher, dada, serta punggung, terdapat bulu berwarna abu-abu dan putih. Bulu putihnya membentuk garis-garis. Untuk bagian dubur, warna bulu burung ini adalah kekuningan seperti dubur burung terucuk atau kutilang. Dan untuk bagian bulu sayap yang digunakan untuk terbang serta ekor, bulunya berwarna abu-abu-kehijauan. Warna bulu dari burung ini tidak begitu mengkilap.
Untuk iris mata dari burung cucakrawa berwarna kemerahan. Lalu pada bagian paruh serta kakinya, burung ini memiliki warna kulit hitam. Baik jantan maupun betina dari burung ini memiliki suara kicauan yang sama-sama nyaring. Untuk membedakan jenis kelaminnya juga cukup sulit kalau dilihat dari penampilannya. Cara yang biasa digunakan untuk membedakan kelamin jantan dan betina adalah dengan melihat kloakanya. Suara dari burung cucakrawa begitu khas dan nyaring. Ia berkicau dengan mengeluarkan suara mirip suara burung terucuk, namun dengan volume yang lebih keras dan lebih berirama. Suara kicauan dari cucakrawa bahkan bisa terdengar hingga jarak puluhan meter.
Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Burung Cucakrawa Yang Langka Dan Memiliki Harga Jual Tinggi“. Tulisan ini juga berdasarkan pengetahuan, pengamatan, pendapat pribadi penulis dan juga dari referensi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.
Referensi :
Wikipedia. “Cucakrawa”. https://id.wikipedia.org/wiki/Cucakrawa (diakses 16 Maret 2022).
“Merbah”. https://id.wikipedia.org/wiki/Merbah