Masyarakat nelayan kini lebih banyak menggunakan jaring sebagai penangkap ikan dan biota air lain sumber pangan manusia. Jauh sebelum adanya jaring plastik atau jala, para nelayan juga telah menangkap ikan, udang, kepiting, kerang, sotong, cumi-cumi atau gurita menggunakan alat tradisional yang dinamakan bubu. Bubu menjadi jebak atau perangkap ikan dan hewan air lainnya yang murah dan juga ramah lingkungan. Untuk lebih mengenal tentang alat jebak ikan yang dinaman bubu, silahkan baca pada artikel dibawah.
Tentang Bubu Atau Wuwu, Jebak Untuk Ikan Dan Hewan Air Lainnya Yang Murah Dan Ramah Lingkungan

Bubu, Wuwu, Buwu, Lukah adalah sebutan untuk perangkap ikan tradisional yang dibuat dari rangkaian bambu atau rotan. Ada banyak bentuk dari benda yang digunakan nelayan untuk menangkap ikan dan juga hewan air lain (kepiting, kerang, sotong, cumi-cumi, gurita dan lain sebagainya) seperti bentuk silinder, persegi, segi panjang, trapesium, setengah bundar, dll.
Cara kerja dari benda ini membuat ikan masuk kedalam ruang jebak dan kemudian membuatnya tidak dapat keluar dari jalan masuknya. Sebab pintu masuk untuk ikan atau biota air lainnya bersifat lentur dan berukuran kecil. Setelah ikan atau hewan air lain masuk, maka tidak bisa membuka jalan tersebut. Agar hasil tangkapan bisa dikeluarkan dengan mudah, terdapat bagian jalan lain pada bubu yang memiliki ukuran besar. Untuk memancing hewan-hewan air seperti ikan agar masuk kedalam jebak, biasanya diberi umpan dalam bubu.
Bubu merupakan alat penangkap ikan yang murah dan ramah lingkungan. Bubu memiliki keunggulan dari segi biaya pembuatan yang mudah, sebab ia menggunakan bambu, rotan, atau kayu sebagai bahannya. Untuk jebak yang lebih modern ada yang memakai rangka besi dan tambang, senar, atau nilon sebagai untain untuk dinding bubu. Bubu juga awet dan dapat digunakan beberapa kali. Jadi wajar jika ia dikatakan sebagai alat penangkap ikan dan juga biota air lain yang murah. Kelebihan selanjutnya dari bubu atau wuwu adalah ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan ia tidak merusak karang, lingkungan, dan hanya menangkap ikan yang berukuran besar. Bahkan ada juga jebak yang hanya menargetkan tangkapan yang di inginkan saja.
Terdapat banyak jenis bubu atau wuwu yang dikenal oleh masyarakat, diantaranya bubu hanyut (tenggelam) yang letaknya di dasar air, bubu apung yang diletakkan secara terapung atau melayang di air, bubu hanyut yang cara menggunakannya dengan di hanyutkan arus atau ditarik, bubu ambai (bubu surut keci)l yang mana akan menjebak ikan saat air surut, bubu jermal (bubu surut besar), serta bubu apolo atau bubu surut yang memiliki dua kantong.
Ada tiga pembagian area pada sebuah bubu, yaitu mulut/jalan masuk si ikan dan hewan air lain yang ingin dijebak, tubuh atau badan bubu yang menjadi ruang tempat ikan tinggal setelah dijebak, serta jalan keluar atau lubang untuk mengeluarkan hasil tangkapan. Bahan atau bagian pendukung dari bubu juga ada, diantaranya pemberat atau jangkar beserta talinya, pelampung dengan talinya agar posisi bubu bisa diketahui dengan mudah, serta tiang yang digunakan untuk pengaman dan pengikat bubu agar tidak hilang terbawa arus yang deras. Untuk bubu yang diletakkan pada saluran irigasi atau sungai dangkal, biasanya pemberat atau jangkarnya hanya berupa batu yang diletakkan didalam wuwu.
Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Bubu Menjadi Jebak Atau Perangkap Ikan Yang Murah Dan Ramah Lingkungan“. Tulisan ini merupakan pemikiran penulis berdasarkan pada pengetahuan, pengamatan, dan juga dari referensi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.
Referensi :
Wikipedia. “Bubu”. https://id.wikipedia.org/wiki/Bubu (diakses 04 Februari 2022).